Monumen Pers
Intip Perawatan Koleksi Monumen Pers Nasional yang Tak Mudah dan Tak Murah
Ada lebih dari 2 juta eksemplar bukti terbit media masa yang menjadi koleksi di Monumen Pers Nasional.
Penulis: Astini Mega Sari | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Ada lebih dari 2 juta eksemplar bukti terbit media masa yang menjadi koleksi di Monumen Pers Nasional.
Tak bisa dipungkiri jika jutaan koleksi tersebut memerlukan perawatan yang baik.
Sejumlah upaya dilakukan pihak Monumen pers untuk melakukan perawatan.
Mulai dari pendigitalisasian, melakukan fumigasi, pengadaan brankas penyimpanan, hingga yang paling sederhana yakni pemberian silica.
Seksi Konservasi dan Preverensi Monumen Pers, Supardi, mengatakan bahwa pihaknya bisa menghabiskan dana hingga Rp 100 juta untuk satu kali fumigasi.
• Ketua Komisi I DPR RI Tegaskan Monumen Pers Nasional di Solo Harus Direvitalisasi
Monumen Pers pun harus menggandeng pihak swasta untuk melakukan fumigasi.
"Fumigasi kita lakukan satu tahun sekali karena biayanya gedhe, bisa sampai 100 juta sekali fumigasi," ujar Supardi, Kamis (13/9/2018).
Fumigasi sendiri merupakan metode pemberian zat kimia untuk menghilangkan hama, seperti serangga yang bisa merusak koleksi misalnya rayap dan kutu buku.
"Untuk melakukan fumigasi, seluruh barang koleksi di masukkan ke ruangan lalu ditutup plastik dan diberi zat kimia tertentu. Ruangan itu tidak boleh dibuka selama 2 hari. Fumigasi ini kita lakukan untuk menghilangkan hama yang bisa merusak koleksi," imbuhnya.
Proses yang satu ini dilakukan di ruang dokumentasi dan konservasi.
Selain fumigasi, menurut Supardi, pihaknya juga telah mengantisipasi kerusakan pada koleksi lama seperti koran yang sudah tua.
Yakni dengan melakukan pendigitalisasian dan melapisi koleksi dengan kertas tisu Jepang.
"Untuk mengantisiapasi kertas koran yang rapuh kita lakukan pendigitalisasian dengan prioritas koran-koran lama. Jadi bila suatu saat koran fisiknya sudah rusak kita masih ada file digitalnya."
Sedangkan penggunaan kertas tisu Jepang ditujukan untuk memperpanjang usia fisik koran.
• Supardi, 32 Tahun Merawat Jejak Pers seperti Anak Sendiri
"Kita jenuhkan dulu tingkat keasaman korannya lalu kita laminasi dengan kertas tisu Jepang. Dan itu lumayan mahal, satu rol itu bisa sampai Rp 17 juta," imbuh Supardi.
Untuk tempat penyimpanan koran, Monumen Pers memiliki brankas tahan api.
Namun, Supardi mengakui bahwa dirinya tak begitu setuju dengan cara tersebut meskipun penggunaan brankas membuat lebih rapi dan efisien.
"Menurut saya cara tersebut kurang pas karena koran butuh sirkulasi udara. Koran seharusnya ditaruh di rak longgar yang terbuka sehingga bisa kena udara."
Lebih lanjut, Supardi menjelaskan bahwa koran tak boleh ditumpuk terlalu banyak saat disimpan.
Penggunaan AC dan exhaust fan pun berpengaruh dalam menjaga kelembapan ruangan penyimpanan.
Sementara itu, untuk benda-benda lingkup pers selain bukti terbit media masa, perawatan yang dilakukan cukup sederhana.
Beberapa barang seperi mesin ketik, kamera, dan lainnya dimasukkan ke dalam almari kaca dan diberi silica.
Saat ditanya soal kendala dalam hal perawatan koleksi, Supardi mengatakan bahwa pihaknya kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM).
"Kendala kita itu kurang SDM," ucapnya. (TribunWow.com/Astini Mega Sari)