Ratna Sarumpaet Mengaku Dianiaya
Ramai Polemik Ratna Sarumpaet, Ernest Prakasa: Operasi Plastik Itu Hak Pribadi, Jangan Salah Fokus
Nico mengatakan, kalau ada acara bertaraf internasional digelar, polisi daerah setempat semestinya menyiapkan pengamanan.
Penulis: Hanang Yuwono | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM -- Beberapa hari belakangan, aktivis Ratna Sarumpaet menjadi perbincangan banyak warganet di media sosial.
Sejumlah tokoh ternama, seperti politikus Partai Gerindra Fadli Zon dan Rachel Maryam membagikan cuitannya di media sosial Twitter seputar dugaan pengeroyokan Ratna Sarumpaet.
Kabar ini pun menuai respons kepolisian, sebab semakin berkembang isu liar seputar Ratna Sarumpaet hingga dikhawatirkan menimbulkan gelombang hoaks.
Tanggapan dari kepolisian disampaikan lewat jumpa pers yang digelar di Mapolda Metro Jaya, Rabu (3/10/2018).
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Nico Afinta, menuturkan, jika polisi sudah melakukan serangkaian penyelidikan tetapi tidak atau belum menemukan hal-hal yang mendukung adanya dugaan pengeroyokan itu.
Menurut Nico, polisi juga telah melakukan penyelidikan terkait kebenaran acara bertaraf internasional yang digelar di Bandung pada tanggal tersebut.
Nico mengatakan, kalau ada acara bertaraf internasional digelar, polisi daerah setempat semestinya menyiapkan pengamanan.
Nico mengemukakan, saat ini polisi masih terus mendalami kasus itu.
Kontan saja, keterangan dari pihak kepolisian ini menuai beragam reaksi warganet, sebab keterangan berbeda jauh dari sejumlah politikus yang menyebut Ratna Sarumpaet dikeroyok.
Seputar polemik Ratna Sarumpaet ini juga mengundang perhatian komika, sutradara, dan artis peran Ernest Prakasa.
Lewat akun Twitter @ernestprakasa, Rabu (3/10/2018), ia menyayangkan begitu banyaknya warganet yang malah berkomentar negatif soal operasi plastik.
Sebab, seperti diketahui, polisi menyebut wajah lebam Ratna Sarumpaet disebabkan operasi bukan karena dianiaya seperti yang beredar beberapa waktu belakangan.
Dari hasil penyelidikan awal kepolisian, Ratna operasi plastik di sebuah klinik bedah di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Banyaknya hujatan soal operasi plastik ini, Ernest pun menuliskan cuitan di akun Twitternya.
Menurut Ernest, operasi plastik adalah hak individu, maka tidak baik seseorang menyampuri urusan tersebut apalagi sampai berkomentar negatif.
"Guys, soal operasi plastik itu hak pribadi seseorang, jangan salah fokus lah. Masalah terbesar adalah kok orang2 itu bisa berdusta dengan begitu nyamannya. Itu yg memalukan," tulis Ernest.
Selanjutnya ia berkirim cuitan soal body shaming yang tak semestinya dilakukan di media sosial.
"This is not the time to bodyshame. It never is. This is the time to show that we know better, and we act better," tulis Ernest.
Cuitan itu kemudian ditanggapi beragam oleh warganet.
Sebelumnya diberitakan TribunSolo.com, beredar kabar Ratna Sarumpaet babak belur dikeroyok orang tak dikenal di Bandung.
Pengeroyokan disebut terjadi pada pada 21 September lalu.
Prabowo bahkan menyesalkan terjadinya penganiayaan yang dialami oleh Ratna.
Saat itu Prabowo berpendapat, penganiayaan Ratna sebagai bentuk ancaman terhadap demokrasi.
Ratna Sarumpaet mengaku kalau dia tak dikeroyok
Aktivis Ratna Sarumpaet mengakui bahwa dia tidak pernah dianiaya atau dikeroyok di kawasan Bandara Husein Sastranegara, Bandung pada 21 September 2018.
Ia membantah kabar serta pernyataan sejumlah tokoh yang menyebut Ratna dianiaya hingga wajahnya lebam.
"Jadi tidak ada penganiayaan."
"Itu hanya khayalan entah diberikan setan setan mana dan berkembang seperti itu," ujar Ratna di kediamannya di kawasan Kampung Melayu Kecil V, Jakarta Selatan, Rabu (3/9/2018).
Ratna mengatakan, pada 21 September dia mendatangi salah satu rumah sakit bedah di Jakarta Pusat untuk operasi sedot lemak.
Namun, saat operasi selesai, Ratna melihat wajahnya lebam-lebam.
Ia pun kembali ke rumah dan menjelaskan penyebab wajahnya lebam kepada anak-anaknya.
Saat sampai di rumah, Ratna mengaku kondisi wajahnya itu karena ia dipukuli oleh beberapa orang.
Ratna meminta maaf kepada semua pihak yang telah dia bohongi.
"Saya minta maaf kepada Pak Prabowo yang telah membela saya kemarin," ujar Ratna, seperti dikutip TribunSolo.com dari Kompas.com.
Sebelumnya, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Nico Afinta mengatakan, polisi telah mendapatkan bukti bahwa Ratna tidak dianiaya.
Beberapa bukti menunjukkan bahwa Ratna pada tanggal tersebut berada di rumah sakit kecantikan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. (*)