Tanggapi Soal 'Tampang Boyolali', Fahri Hamzah : Maksud Prabowo Baik, Tapi Politik Rumusnya Lain
Wakil Ketua DPR RI turut angkat bicara soal pidato Prabowo Subianto yang disebut menyinggung warga Boyolali karena menyebut 'Tampang Boyolali'.
Penulis: Rohmana Kurniandari | Editor: Putradi Pamungkas
Isi Lengkap Pidato Prabowo
"Seorang presiden RI, sayap-sayap, sebagai contoh para purniawan perjuang Indonesia Raya, singa-singa tua yang turun dari gunung untuk membela negara dan bangsa kita walalupun mereka giginya sudah ompong.
Giginya ompong semangatnya masih menyala-nyala.
tapi terutama yang saya rasakan dukungan dari emak-emak yang miltan.
Saudara-saudara ini yang merasakan, karena keadilan dan kemakmuran adalah tuijuan kita merdeka.
Keadilan dan kemakmuran tujuan mendirikan banga Indonesia.
Keadilan dan kemakmuran adalah tujan kita merdeka.
Keadilan dan kemakmuran adalah mendirikan bangsa Indonesia.
Saya tanya ke saudara-saudara, apakah saudara-saudara sudah merasakan keadilan dan kemakmuran atau belum?
Saudara-saudara saya hari ini didampingi oleh ketua umum partai Amanat Nasional, Pak Zulkifli Hasan tapi kebetulan beliau juga sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan RI (MPR RI) pemegang perwakilan perwakilan rakyat yang tertinggi di Republik Indonesia.
Saya kenal Pak Bibit Waluyo sudah lama, sebenarnya beliau adalah senior saya, Beliau yang dulu mlonco saya yang mengembleng saya, karena dulu saya taruna yang nakal, kalau nggak nakal, saya nggak jadi jenderal.
Dulu kita tentara bukan di belakang meja, bukan tentara di kota, kita tentara di lapangan.
Seharusnya kami pensiun, seharusnya kita istirahat tapi kami melihat bahwa negara dan bangsa masih dalam keadaan tidak baik, saya memberi usia saya untuk bangsa ini, saya memberi jiwa dan raga saya untuk bangsa ini.
Tapi begitu saya lihat Jakarta, saya melihat hotel-hotel mewah.
Gedung-gedung menjulang tinggi.