Gending Jawa Jadi Pengingat Jam Wajib Belajar Pelajar di Kota Solo
Upaya pemasangan sirene dengan alunan gending Jawa tersebut untuk menggiatakan kembali Gerakan Wajib Belajar Kota Solo.
Penulis: Imam Saputro | Editor: Hanang Yuwono
“Sebelumnya sudah ada sirene, tapi bunyinya seperti ambulans atau mobil pemadamm dan kurang pas untuk pengingat belajar, jadi kami ganti dengan gending Jawa,” kata Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo, Senin (3/12/2018).
Pada tahun ini Pemkot Solo baru menganggarkan pengadaan 15 perangkat sirine yang dilengkapi sistem audio dan pengeras suara.
• Miris, Bocah Ini Dikucilkan Gurunya di Sekolah karena Sakit Kanker
Semuanya dibagikan di Balai Kota Solo ke perangkat kelurahan, Senin (3/12/2018).
Masing-masing perangkat itu membutuhkan dana pembuatan Rp 10 juta.
Perangkat disetel dengan volume tertentu, sehingga relatif terdengar jelas di dalam satu wilayah RW.
Rencananya Pemkot kembali mengalokasikan dana untuk pengadaan sirine serupa sebanyak 10 unit, pada tahun depan.
• Pemkot Solo Kembali Bagikan 1.500 Kartu BPMKS untuk Pelajar SMP
Sirene tersebut akan dibunyikan di hari Senin sampai Jumat pukul 18.30 WIB.
Dengan sirene tersebut, maka orang tua harus mendampingi anak masing-masing untuk belajar.
"Dari jam 18.30 WIB sampai 20.30 WIB, TV, komputer, HP harus disimpan dulu, harus belajar, orang tua kami harapkan mendampingi putra-putrine sinau," tutur wali kota.
Menurutnya, pendidikan di lingkungan keluarga adalah yang pertama dan utama dalam pembentukan karakter peserta didik.
"Selain sekolah perlu diikuti pemanfaatan waktu di luar jam sekolah," kata dia.
Pada tahap kali ini ada 15 kelurahan yang mendapatkan perangkat sirene gending Jawa tersebut.