AHY Mengaku Dulu Bercita-cita Jadi Tentara, Sebut Sosok yang Membuatnya Mantap Berpolitik
AHY memastikan keputusannya mundur dari TNI Angkatan Darat saat itu sudah bulat tanpa intervensi siapapun. Ia pun menyebut mentor politiknya.
Penulis: Hanang Yuwono | Editor: Hanang Yuwono
"Saya sebenernya punya keputusan sendiri. Benar-benar memiliki kemandirian dalam megambil setiap keputusan. Baik ketika saya ingin menjadi prajurit, maupun politisi," tegas AHY.
AHY pun membeberkan pesan sang ayah saat dirinya memutuskan mundur dari TNI meski kariernya cukup menjanjikan waktu itu.
"Tiap keputusan itu ada risiko, ada konsekuensi. Beliau berpesan kepada saya agar teguh pada pendirian."
"Apapun keputusan yang sudah diambil, agar fokus mencapai tujuan. Ketika kita sudah mengambil keputusan, Jangan tengok lagi ke belakang, tapi lihatlah ke depan," ujar AHY.
Simak video selengkapnya di bawah:
Cerita tentang Beda Politik dan Militer
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebelumnya juga buka suara soal perbedaan berkiprah di dunia militer dan dunia politik.
Hal itu ia sampaikan dalam sesi interview bersama Wahyu Muryadi di acara E-Talkshow tvOne yang tayang 21 Desember 2018 kemarin.
Sebelumnya, AHY sempat menjelaskan alasannya menitikkan air mata saat pidato mundur dari TNI.
Menurut putra sulung Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono, ia menangis karena merasa terharu.
"Mas Agus sedih enggak sih kalau meninggalkan karier sebagai tentara? Harusnya bisa jadi jenderal, saya yakin you can do that," tanya Wahyu.
AHY pun menjelaskan bagaimana perasaannya saya memutuskan berpisah sebagai anggota TNI.

"Waktu itu saya menitikkan air mata dan itu bukan air mata pencitraan. Karena saya merasa terharu," jawab AHY.
"Bagaimana tidak? Selama 16 tahun saya mengabdi sebagai prajurit bersama yang lain, baik dalam suka maupun duka. Saat latihan, daerah operasi, dalam dan luar negeri," lanjut dia.