Pelestari Batik di Solo Terima Anugerah Pers Bidang Industri dan Kewirausahaan

Heru Cahyono, pelaku dan pelestari batik di Kota Solo memperoleh penghargaan Anugerah Pers Bidang Industri dan Kewirausahaan dari PWI.

Penulis: Facundo Crysnha Pradipha | Editor: Fachri Sakti Nugroho
TRIBUNSOLO.COM/CHRYSNHA PRADIPHA
Pemilik Ndalem Gondosuli Laweyan, Heru Cahyono, sebagai tokoh pelestari batik penerima penghargaan dari PWI Surakarta, Jumat (15/4/2019) siang. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Chrysnha Pradipha

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Heru Cahyono, pelaku dan pelestari batik di Kota Solo memperoleh penghargaan Anugerah Pers Bidang Industri dan Kewirausahaan dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Surakarta.

Penghargaan diberikan PWI untuk memperingati Hari Pers Nasional dan HUT ke-73 PWI.

Puncak acara diselenggarakan Jumat (15/3/2019) di Ballroom Lorin Hotel Solo.

Heru mengaku mendapatkan penghargaan yang juga diberikan kepada 22 tokoh dalam kategori, Pemerintahan, Pendidikan, Industri dan Kewirausahaan, Pariwisata, serta Hukum.

PWI Surakarta Beri Anugerah Pers untuk 22 Tokoh, Termasuk Puan Maharani dan FX Hadi Rudyatmo

"Saya terima penghargaan ini karena dianggap telah memberikan kontribusi dan sumbangsih di bidang tugas dan profesi masing-masing kepada bangsa dan negara," ujarnya.

Dalam hal ini, Heru Cahyono juga berkomitmen melestarikan batik yang merupakan warisan dunia oleh Unesco berupa batik.

Pelestarian batik dikemas dalam konsep Batik Gallery & Education, sebagai destinasi wisata baru di Kota Solo yang diberi nama Ndalem Gondosuli.

"Ndalem Gondosuli terletak di Kampung Batik Laweyan, yang dirancang sebagai sarana mempersiapkan generasi muda trampil dan kreatif dalam hal perancangan, penciptaan, dan pelestarian batik," kata dia.

Sebagai pelaku dan pelestari batik, Heru berupaya mendatangkan sarana pembelajaran dan minat generasi muda terhadap batik.

Sarana tersebut meliputi; Museum Batik Multimedia Digital serta Batik Workshop Edukation, yang diterapkan pada bangunan peninggalan awal abad 20 dengan kelengkapan multimedia yang dapat menjadikan belajar membatik mudah dan menyenangkan.

Tak hanya itu, pihaknya mendukung program pemerintah, pencanagan presiden mengenai K13 pendidikan berkarakter bagi generasi bangsa melalui kebudayan dan keterampilan batik.

Emak-emak Serbu Kain Batik Bermotif Salam Dua Jari yang Diproduksi di Laweyan Solo

Seperti halnya kegiatan workshop dan edukasi batik meliputi; batik short course dengan materi pelatihan batik dasar hingga program intensive course membatik professional.

Batik Workshop & Education dapat menjadi rujukan outing class dari tingkat Paund hingga SMA/Mahasiswa.

Dapat pula menjadi alternatif bentuk character building bagi instansi maupun corporate.

Kontribusi dan sumbangsih yang dapat diakses oleh semua kalangan lainnya adalah gerai Batik Omah Laweyan yang terletak di Jalan Dr. Rajiman Laweyan.

Gerai batik yang melibatkan para pembatik dengan usia senja, dedikasinya menorehkan malam panas pada helaian kain yang dapat dinikmati seluruh pengunjung.  

Heru juga menyediakan public area yang dapat mewadahi para seniman, pengrajin, maupun masyarakat umum dalam bidang batik, pagelaran seni buda, maupun seni rupa lainnya.

Secara reguler menampilkan even budaya yang mengakomodir para pelaku seni yang minim atas kantong-kantong penyaluran atau pun pementasan karyanya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved