Mahfud MD Diingatkan Tak Terus-terusan Bahas Politik, Begini Responsnya
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD, diminta untuk tidak terus-terusan membahas politik oleh seorang rekannya semasa SMA.
Penulis: Noorchasanah Anastasia Wulandari | Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
TRIBUNSOLO.COM - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD, diminta untuk tidak terus-terusan membahas politik oleh seorang rekannya semasa SMA.
Rekan Mahfud MD bernama Kartono Hidayat tersebut mengingatkan Mahfud agar membahas hal lain.
Terlebih pada Minggu (21/4/2019) merupakan peringatan Hari Kartini.
• Mahfud MD Kritik Kinerja KPU soal Profesionalitas: Saya Sudah Ingatkan, Sekarang Benar Terjadi
Niat sang rekan agar Mahfud turut mengambil peran positif kaum perempuan dalam berbangsa dan bernegara.
Diingatkan soal Hari Kartini, Mahfud pun langsung memberikan responsnya.
Sejenak meninggalkan bahasan politik, Mahfud pun mengajak warganet di Twitter untuk turut memikirkan peran kaum perempuan masa kini.
• Andre Taulany Tulis Permintaan Maaf seusai Kabar Istrinya Dianggap Hina Prabowo Ramai di Medsos
Tak lupa, ia juga menuliskan ucapan selamat Hari Kartini.
Begini ucapannya:
"Teman sekolah SMA saya, namanya Kartono Hidayat,
mengingatkan saya agar tak terus2an membahas politik.
• UPDATE Real Count KPU: Jokowi-Maruf Unggul di Asia Tenggara, Prabowo-Sandi Unggul di Jazirah Arab
Kata Kartono, hari ini adalah Hari Kartini.
Mari berpikir tentang peran positif kaum wanita di dalam berbangsa dan bernegara.
Benar juga.
Selamat Hari Kartini, ya," tulis Mahfud.
• Tes Kepribadian: Garis Tangan dan Jempol Menunjukkan Nasib Percintaan dan Kepribadian Tersembunyi
Seperti diketahui, sebelumnya Mahfud hanya fokus dengan pembahasan politik di beranda akun Twitternya.
Sejak pagi, ia mengkritisi kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Melalui cuitannya, Minggu (21/4/2019), Mahfud kembali mengingatkan soal peringatannya terhadap KPU.
• Prabowo Sebut Ada Lembaga Survei Abal-abal, Persepi Tantang BPN Buka Data Real Count Internalnya
Pada Januari 2019 lalu, Mahfud sempat menyebut KPU akan mendapat serangan-serangan berbagai isu.
Mulai dari isu kecurangan, dianggap tidak profesional hingga dituding memihak satu calon tertentu.
Peringatan tersebut diakui Mahfud, ia sampaikan saat menjadi narasumber dalam program Indonesia Lawyers Club di TVOne awal Januari 2019 lalu.
Ucapannya itu, menurut Mahfud, kini benar-benar terjadi.
Mahfud pun meminta agar KPU lebih menunjukkan sikap profesionalitasnya secara terang-terangan.
• Jarang Terlihat Usai Pilpres, Akhirnya Sandiaga Mau Diwawancara Wartawan, Apa yang Disampaikannya?
Sehingga serangan-serangan yang dilemparkan ke KPU segera menyusut.
Begini cuitan pertamanya:
"KPU HARUS LEBIH PROFESIONAL
Pd awal Januari 2019, sy sdh ingatkan, stl pencoblosan KPU akan diserang dgn berbagai isu:
kecurangan, unprofesional, memihak, diintervensi, dan sebagainya.
Waktu itu sy ingatkan, @KPU_ID hrs profesional.
Yg sy sampaikan di ILC itu skrng benar terjadi," tulisnya.
• Apakah Mendeklarasikan Diri Sebagai Presiden Tindakan Melanggar Hukum? Ini Tanggapan Mahfud MD
Selanjutnya, Mahfud juga menyebut kisruh serangan yang dilayangkan untuk KPU bisa terjadi lantaran KPU dianggap kurang antisipatif.
Terutama soal penanganan IT terkait input data.
Mahfud menyayangkan kinerja KPU yang baru bisa menginput sebanyak 5 persen data dalam waktu 3 hari.
Ia pun membandingkan kinerja KPU dengan lembaga swasta yang sanggup menginput data sebanyak 50 persen.
"Kekisruhan yang skrang terjadi, antara lain,
disebabkan jg oleh kurang antisipatifnya KPU dlm penanganan IT sehingga terkesan kurang profesional.
Masak, salah input data sampai di 9 daerah?
• 8 Lembaga Survei yang Tergabung dalam Persepi Gelar Konferensi Pers Buka Data Quick Count Pemilu
Masak dlm 3 hari baru terinput 5%?
Penghitung swasta/perseorangan sj sdh lbh di atas 50%," tulisnya.
(*)