Peringati Hari Skizofrenia, RSJD dr Arif Zainudin Ajak Pasien Melukis dengan Media Talenan
Lukisan yang dibuat para pasien skizofrenia tersebut kemudian dipajang dan dipamerkan agar bisa dilihat pengunjung di rumah sakit kejiwaan tersebut.
Penulis: Eka Fitriani | Editor: Hanang Yuwono
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Eka Fitriani
TRIBUNSOLO.COM, SOLO – Memperingati hari Kepedulian Skizofrenia Sedunia, RSJD dr Arif Zainudin mengajak pasien yang memiliki penyakit Skizofrenia untuk melukis di media talenan, Selasa (21/5/2019) siang.
Puluhan pasien terlihat berkonsentrasi penuh saat menggambar bebas di media talenan.
Mereka dibimbing oleh beberapa orang dari Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI) Solo Raya.
Lukisan yang dibuat para pasien skizofrenia tersebut kemudian dipajang dan dipamerkan agar bisa dilihat pengunjung di rumah sakit kejiwaan tersebut.
• Wiranto Sebut Perusuh di Aksi 22 Mei 2019 Adalah Preman Bayaran dan Miliki Tato
Kegiatan melukis oleh pasien skizofrenia tersebut merupakan salah satu dari berbagai kegiatan rangkaian acara memperingati Hari Kepedulian Skizofrenia Sedunia.
Salah satu tujuan diadakannya kegiatan tersebut yakni untuk mematahkan stigma masyarakat terhadap pengidap skizofrenia.
“Kegiatan ini diadakan untuk memperingati Hari Kepedulian Skizofrenia Dunia yang diperingati setiap 24 Mei,” kata Kepala Instalasi Promosi Kesehatan Rumah Sakit dan Kesehatan Jiwa Masyarakat RSJD dr Arif Zainudin, dr Maria Rini Indriarti, Selasa (21/5/2019) siang.
Skizofrenia merupakan gangguan mental yang terjadi dalam jangka panjang.
• Ratusan Seniman dari Komunitas Reog Solo Raya Ngabuburit di Gedung Gelar Potensi Sukoharjo
Gangguan ini menyebabkan penderitanya mengalami halusinasi, delusi, kekacauan berpikir, dan perubahan perilaku.
“Pengidap skizofrenia dianggap tidak mampu hidup bermasyarakat dan erat hubungannya dengan kekerasan,” tambah Maria.
Terlebih masih banyak masyarakat yang menghubungkan dengan hal gaib seperti kesurupan.
“Pada akhirnya membuat penyandang mendapatkan perlakuan tidak bermartabat dan dikucilkan masyarakat,” ujarnya.
“Bahkan ada yang disembunyikan oleh keluarganya dan tidak mendapat terapi yang semestinya,” katanya.
Kegiatan melukis oleh pasien skzizofrenia menurut Maria untuk menunjukan kepada masyarakat bahwa penderita skizofrenia bisa diterima kembali di dalam kehidupan masyarakat.
Selain itu, kegiatan juga bertujuan untuk mengembangkan potensi agar bisa digunakan untuk bekerja maupun berwirausaha.(*)