Petugas Pengangkut Sampah di Kartasura Beli Motor Roda Tiga dengan Uang Sendiri Rp 35 Juta
Petugas Pengangkut Sampah di Kartasura Beli Motor Roda Tiga dengan Uang Sendiri Rp 35 Juta, Kepala DLH Sukoharjo, Agustinus Setiono
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Petugas sampah di wilayah Sukoharjo banyak yang beralih dari gerobak sampah tenaga manusia dengan motor roda tiga.
Kendaraan motor roda itu difungsikan untuk pengangkutan sampah dari wilayah Tempat Pembuangan Sementara (TPS) sampah.
Seperti halnya petugas sampah di Kelurahan Pucangan, Kecamatan Kartasura, Harsoyo yang rela merogoh kocek dari uang pribadi untuk membeli motor roda tiga.
"Ini milik pribadi bukan dari desa, dulu saya beli itu memakai uang sendiri sebesar Rp 35 juta," katanya kepada TribunSolo.com, Selasa (2/7/2019).
• DLH Bersama Satpol PP Sukoharjo Siapkan Satgas Anti Sampah Liar
Sebelumnya untuk pengambilan sampah, dia masih memakai gerobak bertenaga manusia, lalu di bawa ke TPS sampah depan Terminal Kartasura.
Namun dengan gerobak dinilai kurang efektif, karena harus di dorong manual dan memerlukan banyak waktu serta tenaga.
Sampai akhirnya dia membeli motor roda tiga pada tiga tahun lalu untuk mengefektifkan pekerjaannya.
"Motor ini untuk bekerja, agar lebih mudah, cepat, dan efisien," lanjut dia.
Bahkan sekarang ini banyak petugas sampah sudah mulai memakai motor sampah untuk pengambilan dan pengangkutan.
Dan kesemuanya merupakan milik pribadi bukan dari desa, dan membeli dengan memakai uang sendiri.
"Memang harusnya punya armada seperti ini, sekarang sudah banyak yang memakai motor sampah," terangnya.
• Tukang Sampah di Sidoarjo Temukan Motor Vario di Dalam Sungai, Ada Identitas Atas Nama Muslikah
Untuk ongkos pengambilan sampah ini, setiap warga biasanya harus iuran antara Rp 15 ribu hingga Rp 20 ribu di RW 13.
"Soal hasil yang didapat, Alhamdulillah cukup untuk kebutuhan keluarga," katanya.
Dengan motor sampah ini selain memudahkan petugas, juga memuat volume sampah lebih besar atau sebanyak tiga kali pengkutan dengan gerobak.
Terpisah Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sukoharjo, Agustinus Setiono menjelaskan, memang harusnya tiap desa itu mempunyai armada sampah sendiri.
Yakni untuk pengambilan sampah di rumah warga yang selanjutnya dibuang ke TPS desa untuk sementara sebelum di ambil DLH untuk dikirim ke TPA Mojorejo.
"Minimal desa punya armada itu, jadi dari desa bisa memakai dana desa berapa persen," jelas dia.
"Itu inovasi masing-masing desa dan tidak masalah untuk penanganan sampah," pungkasnya. (*)