Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Sederet Tokoh Daftar Calon Pimpinan KPK, Jenderal Polri yang Tangkap Gayus Tambunan Tak Ketinggalan

Ketua Pansel Calon Pimpinan KPK, Yenti Garnasih menyatakan, Pansel menghimpun ada 348 pendaftar manual capim KPK periode 2019-2023.

Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
KOMPAS.com/ABBA GABRILLIN
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 

TRIBUNSOLO.COM, JAKARTA - Kepadatan Gedung 1 Kementerian Sekretariat Negara pada Kamis (4/7/2019) begitu terlihat dari hilir-mudiknya para pendaftar calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di hari terakhir.

Panitia Seleksi atau Pansel Calon Pimpinan KPK menutup pendaftaran manual atau yang diantarkan secara langsung, yang berlokasi di Gedung satu Setneg pukul 16.00.

Dikutip TribunSolo.com dari Kompas.com, Ketua Pansel Calon Pimpinan KPK, Yenti Garnasih menyatakan, Pansel menghimpun ada 348 pendaftar manual capim KPK periode 2019-2023.

Namun, jumlah tersebut belum ditambahkan pendaftar via daring yang masih bisa mendaftarkan diri hingga pukul 24.00.

"Jadi kami tutup pendaftaran dokumen fisik pukul 16.00 WIB, jumlah pendaftar sudah 348 orang dan kami putuskan tidak diperpanjang," ujar Yenti dalam konferensi pers, Kamis.

Alexander Marwata Kembali Daftar Calon Pimpinan KPK Periode 2019-2023

Berdasarkan pantauan Kompas.com, para pendaftar sudah berbondong-bondong datang menyerahkan berkas sejak pagi sekitar pukul 08.00.

Dari internal KPK

Mereka yang datang dan mendaftarkan diri pun beragam.

Ada advokat, aktivis, anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), staf khusus Kapolri, Staf khusus KSAU, hakim, hingga pegawai KPK.

Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat Komisi Pelayanan Masyarakat KPK, Giri Suprapdiono, contohnya.

Giri mengaku ingin terus berkontribusi memberantas korupsi meskipun sudah 14 tahun bergabung di lembaga antirasuah tersebut.

"Pada dasarnya sebagai inisiatif dan kewajiban warga negara, jadi saya sudah gabung di KPK sejak 2005, sudah 14 tahun, saya pikir sudah saatnya mencoba kembali," ujar Giri.

Ia bercerita, pada 2014, dirinya mencalonkan diri sebagai capim KPK dan masuk di 19 besar.

Meskipun tak terpilih, ia berprinsip tetap mencoba mendaftarkan lagi.

Sebab, lanjutnya, pada prinsipnya pemberantasan korupsi itu menjadi kewajiban setiap warga negara.

Jusuf Kalla: Pimpinan KPK yang Baru Jangan Asal Ambil Tangkap

Di sisi lain, Giri menyatakan, jika terpilih dirinya akan memberantas korupsi di level bawah, seperti soal mengurus surat perizinan. Ia juga berkomitmen memperbaiki indeks korupsi KPK.

"Saya menyoroti indeks persepsi korupsi KPK, selain itu juga memperbaiki korupsi-korupsi di level bawah," tuturnya.

Sepanjang hari pendaftaran terakhir, pegawai KPK yang juga mendaftarkan diri adalah penasihat KPK, Moh Tsani Annafari, dan Deputi Pencegahan KPK, Pahala Nainggolan.

Tsani mengaku mendaftarkan diri karena mendapatkan dukungan dari pegawai KPK.

"Ya ini aspirasi dari teman-teman pegawai, dari pimpinan dan juga saya harus hormati," ujar Tsani.

Tsani menambahkan, alasan dirinya mendaftar tidak lain bertujuan memberikan kontribusi kepada KPK, sebab dinamika korupsi makin terasa dampaknya.

Ia juga mengaku mendaftarkan diri dengan sepengetahuan dari pimpinan KPK.

Sebelum mendaftar, ujar Tsani, dirinya sudah mengajukan izin secara lisan ke Sekjen Keuangan KPK.

Hal itu dilakukan lantaran dirinya masih aktif di KPK.

"Jadi saya ke sini sepengetahuan kelima pimpinan dan juga dorongan beliau-beliau, tentu saja yang sangat saya hargai adalah dorongan dari rekan-rekan internal KPK," tuturnya.

Mantan Kabareskrim Polri Daftarkan Diri Jadi Calon Pimpinan KPK

Jika terpilih, lanjutnya, ia akan fokus membenahi sistem pencegahan dan manajemen organisasi KPK.

Tsani berharap KPK menjadi lembaga hukum yang bisa jadi contoh untuk lembaga lainnya, khususnya dalam bidang pencegahan korupsi.

Sementara itu, dihubungi terpisah, Pahala Nainggolan juga mendaftarkan diri sebagai capim KPK.

Dari buku tamu Gedung satu Setneg, Pahala sudah menyerahkan berkas pendaftaran pukul 08.40.

Ketika dikonformasi, Pahala membenarkan hal tersebut.

"Betul, sudah daftar tadi pagi," ujar Pahala lewat pesan singkat.

Jaksa, polisi, dan hakim

Sementara itu, perwakilan dari kejaksaan pun juga ada yang mendaftarkan diri.

Salah satunya adalah Kepala Pusat Diklat Manajemen dan Kepemimpinan pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan RI, Ranu Mihardja.

Ranu merupakan satu dari lima orang yang direkomendasikan Kejaksaan Agung (Kejagung) sebagai capim KPK.

"Ya ini panggilan hati, kepentingan bangsa dan negara, saya juga tadi sebelum mendaftar koordinasi dengan kapuspenkum Kejaksaan," ujar Ranu.

Ranu sebelumnya pernah menjabat sebagai Deputi Bidang Pengawasan Internal dan Pengaduan Masyarakat KPK dan Pelaksana Tugas Deputi Penindakan KPK dari 2013-2017.

"Saya kan di KPK dari 2013-2017, empat tahun. Karena mantan KPK, otomatis saya akan perbaiki kedua-duanya (KPK dan Kejaksaan)," tuturnya.

Jumlah Peminat Calon Pimpinan KPK Melonjak, Dua Polisi Aktif Ikut Mendaftar

Sebelum Ranu, perwakilan Kejaksaan Agung, Sulvia, datang ke Gedung Setneg memberikan berkas pendaftaran capim KPK untuk Direktur Penuntutan pada Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus dan Kepala Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan Sugeng Purnomo.

"Ya saya datang hanya mewakili Pak Sugeng saja kasih berkasnya, Pak Sugeng soalnya ada pelantikan jadi tidak bisa datang memberikan berkas," kata Sulvia.

Staf ahli Kapolri Bidang Sosial Politik, Irjen Pol Ike Edwin, juga turut memeriahkan bursa capim KPK.

Edwin yang juga merupakan mantan direktur tindak pidana korupsi Bareskrim Polri menyebut kinerja KPK saat ini sudah baik.

Pria yang juga berhasil menangkap koruptor pajak Gayus Tambunan ini menyebut untuk membuat KPK lebih baik harus ada keterlibatan seluruh masyarakat Indonesia dalam mendukung kinerja KPK.

"KPK sudah baik, kita berterima kasih dengan negara ini, adanya KPK sudah bagus, mana yang belum kita bagusin nanti bersama-sama seluruh rakyat dan bangsa," kata Edwin.

Selain itu, ada juga Hakim Tinggi di Banten bernama Binsar Gultom yang datang sekitar pukul 16.20.

Meskipun telah 20 menit terlambat, namun dirinya masih bisa mendaftarkan diri sebagai capim KPK.

Hakim yang pernah menangani perkara kasus kopi bersianida di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat 2016 silam ini pun mengaku baru pertama kali daftar jadi capim KPK setelah 35 tahun berkarier sebagai hakim.

"Baru kali ini saya daftar jadi capim KPK, kalau ada hakim yang bisa masuk (jadi pimpinan) KPK kan bagus ya untuk menetapkan tersangka jadi di KPK itu harus ada penyidik, penuntut, penasihat hukum, dan mantan hakim," kata Binsar.

Adapun para pendaftar lainnya yang juga datang di hari terakhir adalah aktivis HAM Natalius Pigai, Staf khusus KSAU Marsekal Muda TNI Dwi Fajariyanto, dan Kompolnas Yotje Mende. (Kompas.com/Christoforus Ristianto)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mereka yang Berbondong-bondong Daftar Capim KPK di Hari Terakhir..."

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved