Kisah IPDA Anesthesia si Anak Seorang Sopir & Penjual Plastik Asal Solo,Lulus Akpol dan Jadi Perwira
IPDA Anesthesia Aryan Putri ditemui di kawasan Polresta Solo mengatakan, dirinya adalah lulusan SMA 4 Solo dan masuk ke Akpol Semarang pada 2015
Penulis: Ryantono Puji Santoso | Editor: Garudea Prabawati
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ryantono Puji Santoso
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - IPDA Anesthesia Aryan Putri (22) warga Gandekan, Jebres, Solo membuktikan bahwa anak orang tidak mampu bisa mengukir prestasi.
Saat ini dia menjabat Danton Taruna di Akpol Semarang.
IPDA Anesthesia Aryan Putri ditemui di kawasan Polresta Solo mengatakan, dirinya adalah lulusan SMA 4 Solo dan masuk ke Akpol Semarang pada 2015.
"Saya ini dari anak orang tidak mampu Ibu Penjual Plastik di Pasar Sangkrah dan ayah saya sopir lepas," papar IPDA Anesthesia, Sabtu (27/7/2019).
Saat mendaftar ini, IPDA Anesthesia memilih di jalur Akpol.
Saat mendaftar di Polresta Solo ada ratusan ribu orang yang ikut seleksi pendaftaran Akpol dan setelah melewati tes daerah Jawa Tengah (Jateng) disaring menjadi 55 orang.
Masuk seleksi di Polda Jateng dari 55 calon taruna diseleksi lagi menjadi 35.
• Kronologi Gadis 19 Tahun Digilir 6 Pria di Sumenep, Korban Dicekoki Minuman yang Rasanya Tidak Enak
"Seleksi di Polda Jateng dari 35 diseleksi lagi di tingkat pusat menjadi 31 orang di Polda Jateng," kata IPDA Anesthesia.
Sebanyak 31 orang yang lolos mengikuti pendidikan di Akpol Semarang selama empat tahun.
"Kami setelah lulus Akpol dilantik 16 Juli 2019 di istana negara," kata IPDA Anesthesia, Sabtu (27/7/2019).
IPDA Anesthesia mengaku bangga bisa lulus dengan prestasi dan perjuangannya sendiri menjadi lulusan Akpol.
• Pevita Pearce Minta Maaf, Kalah dalam Kompetisi PUBG di Jerman
IPDA Anesthesia menjamin tidak ada titipan atau uang untuk memuluskan jalannya.
"Ibu saya saja kadang kesana kemari berhutang untuk kebutuhan pribadi misal beli seragam dan lain sebagainya," kata IPDA Anesthesia.
Berkat usaha orang tuanya dia bisa mencapai kesuksesan seperti sekarang ini.
"Kesusksesan saya untuk ibu Ariyanti dan ayah saya Aan Haryanto walau mereka hanya pedagang plastik dan sopir lepas mereka tetap berjuang demi anaknya," kata IPDA Anesthesia. (*)