Kongres PDIP 2019 Bali
Kongres PDI Perjuangan di Bali, Pengamat Sebut PDIP Butuh Sosok Ketua Harian
Pengamat Politik Solo berpandangan PDI Perjuangan butuh Ketua Harian di tubuh partainya sebagai bentuk regenerasi.
Penulis: Ryantono Puji Santoso | Editor: Fachri Sakti Nugroho
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ryantono Puji Santoso
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Pengamat Politik Solo berpandangan PDI Perjuangan butuh Ketua Harian di tubuh partainya sebagai bentuk regenerasi.
Dosen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum UNS Agus Riwanto sekaligus pengamat politik Solo mengatakan, soal Ketua Harian ini tergantung dengan AD/ART PDI Perjuangan yang dibahas dalam kongres kelima di Bali pada 8 sampai 11 Agustus.
"Tapi kalau pandangan saya butuh juga itu ketua harian," papar Agus Riwanto pada TribunSolo, Rabu (7/8/2019).
• Ayah Meninggal Ibu Pergi Tak Kembali, Endah Berharap Segera Memiliki Pekerjaan di Boyolali
Sebab Sosok Ketua Umum adalah Simbol dari PDI Perjuangan dan Ketua Harian ini bisa mengurus persoalan teknis.
Semua itu, kembali kepada AD/ART PDI Perjuangan apakah dibutuhkan atau tidak.
"Sebagai regenerasi juga bisa Ketua Harian itu," terang Agus Riwanto.
Beredar pula informasi yang menyebutkan Prananda dan Puan Maharani menjadi sosok yang akan menjadi Ketua Harian PDI Perjuangan.
Namun kabar tersebut belum dikonfirmasi kebenarannya oleh PDI Perjuangan.
• Pengamat Politik Solo Soal Kongres PDIP di Bali: PDIP Butuh Kader Muda dalam Kepengurusan Partai
Sebelumnya, Dosen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum UNS Agus Riwanto sekaligus pengamat politik Solo mengatakan, PDI Perjuangan butuh kader muda dalam kepengurusan mereka.
"Sosok muda adalah kewajiban sejarah, perlu itu," papar Agus Riwanto dihubungi TribunSolo.com, Rabu (7/8/2019).
Menurut Agus, kader muda perlu ruang di dalam kepengurusan partai PDI Perjuangan pusat.
Adanya kader muda bisa menangkap aspirasi pemilih muda nantinya.
"Data KPU pemilih produktif muda usia 17-40 saat ini lebih dari 65 Persen," papar Agus Riwanto.
"Artinya PDI Perjuangan perlu pengurus muda yang bisa menangkap aspirasi dan beradaptasi dengan gaya anak muda," terang Agus Riwanto.
Kader muda ini bisa diambil juga dari kader yang bertugas jadi kepala daerah.
"Mereka yang di daerah tentu bisa juga bawa aspirasi dari daerah mereka, bisa juga pakai opsi itu," terang Agus Riwanto. (*)