Bocah 5 Tahun Asal Sukoharjo Kelainan Lekukan Kaki Hampir 90 Derajat, Ayah Berutang untuk Pengobatan
Usai mendapatkan penanganan, Abbrizam menangis terus menerus, yang kemudian dikembalikan lagi kepada dokter yang menangani Abbrizam.
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Hanang Yuwono
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Abbrizam Hamam Zufar, anak berusia lima tahun asal Dusun Badongan RT 01/RW 01 Desa Sanggrahan, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, mengalami kelainan pada kedua kakinya.
Anak kedua dari pasangan Maryono (40) dan Anita Agustina (35) ini mengalamai penyakit osteogenesis imperfecta atau kelainan tulang yang menyebabkan tulang mudah rapuh.
Menurut Ayah Abbrizam, Maryono, anaknya mengalami osteogenesis imperfecta sejak lahir.
"Dulu lairnya operasi caecar di DKR (RSUD Ir. Soekarno Sukoharjo)."
"Waktu lahir sudah kelihatan kelainannya, kakinya kelihatan bengkok," katanya kepada TribunSolo.com, Kamis (22/8/2019).
• Jadi Tersangka Suap di KPK, Eka Safitra Jaksa Kejari Yogyakarta Terancam Diberhentikan Sementara
Abbrizam lantas dirujuk ke salah satu rumah sakit di Sukoharjo untuk mendapatkan penanganan yang lebih intensif.
Usai mendapatkan penanganan, Abbrizam menangis terus menerus, yang kemudian dikembalikan lagi kepada dokter yang menangani Abbrizam.
"Sebelum diperiksa itu, dia enggak menangis, tapi usai diperiksa malah nangis terus."
"Akhirnya dipanggil dokter yang lebih senior, kemudian dironsen, dan ternyata tulangnya patah," jelasnya.
• Fadli Zon Sarankan Pemerintah Gelar Referendum Sebelum Pindahkan Ibu Kota ke Kaltim, Ini Alasannya
Sejak saat itu, diketahui jika Abbrizam mengalami kelainan pada tulang kedua kakinya.
Bahkan, saat ini ditulang kering kedua kaki Abbrizam melengkung hingga hampir 90 derajat.
Penyakit osteogenesis imperfecta membuat Abbrizam tidak bisa beraktivitas seperti anak seumurannya.
Dia hanya menghabiskan hari-harinya tiduran atau dudukan di kasur dirumahnya.
Minimnya aktivitas yang di lakukan Abbrizam, membuat tubuh kembanganya terhambat.
Di usianya yang lima tahun ini, dia seperti masih balita usia dua tahun.
Ayah Berutang demi Pengobatan
Menurut Maryono, anaknya memang sudah terdaftar BPJS Kesehatan, namun belum bisa mengcover semua biaya pemeriksaan Abbrizam.
"BPJS cuma bisa buat kontrol dan operasi saja, tapi operasi saat ini belum pernah dilakukan."
"Kalau Abbrizam merasa nyeri, kita bawa ke RS dengan biaya umum," katanya kepada TribunSolo.com, Kamis (22/8/2019).
• Kasus Penusukan hingga Korban Tewas: AK Tusuk Korban di Banjarsari Solo dengan Pisau Dapur
Abbrizam telah mengalami patah tulang sebanyak delapan kali pada paha kedua kakinya.
Bahkan, sekitar tiga bula sekali, Abbrizam merasakan nyeri pada kakinya.
"Jika terasa nyeri, butuh waktu sekitar satu bulan pemulihan," imbuhnya.
Saat ini, Abbrizam harus mengonsumsi multivitamin untuk menguatkan tulangnya, seharga Rp 70 ribu per botol yang diminum sehari sekali, dan akan habis dalam waktu satu minggu.
• Ditangkap Polisi, Pria di Pasuruan Ngotot Tak Akui Berhubungan Badan dengan Anak SD hingga 8 Kali
Dan obat anti nyeri, dengan harga yang hampir Rp 70 ribu, yang mana kedua obat tersebut hanya bisa dibeli di RS.
"Kalau kata dokter, untuk penyembuhan belum ada," imbuhnya.
Profesinya sebagai buruh bangunan, membuat Maryono harus rela berhutang, jika sewaktu-waktu anaknya mengeluh sakit.
"Sakitnya kan tiba-tiba, jika pas dia terasa nyeri atau kakinya patah, ya terpaksa pinjam uang dulu untuk pengobatannya," jelasnya.
Dia berharap, BPJS anaknya itu bisa diganti dengan KIS, yang dia anggap mampu mengcover semua pengobatan anaknya. (*)