Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kisah Dokter Asal Aceh di Pedalaman Papua,Dibantu Warga Papua Bisa Salat Jumat Usai 7 Tahun Bertugas

Fajri merekam moment jumatannya ke Suator dalam sebuah video yang direkam dengan hp di tangannya.

Editor: Garudea Prabawati
Facebook/Fajri Eto'o Al-Safan Al-Koroway
Dokter Fajri Nurjamil bersama warga suku Asmat di Pesisir Pantai Selatan Papua, pada acara Pesta Budaya Suku Asmat, November 2018. 

TRIBUNSOLO.COM - Dokter Fajri Nurjamil (33), kelahiran Beureunuen, Kabupaten Pidie, Aceh, yang saat ini bertugas sebagai dokter PTT di Puskesmas Kolf Braza ini akhirnya melaksanakan shalat perdananya di pedalaman Papua, tepatnya di Distrik Suator, Kabupaten Asmat.

Hal tersebut lantaran Jarak dari Kolf Braza ke Suator ini sekitar 32 kilometer, dan hanya bisa ditempuh dengan speedboad atau perahu ketinting.

Butuh waktu antara 1 hingga 2 jam perjalanan, tergantung kekuatan mesin boat dan kondisi air sungai.

Dilansir TribunSolo.com dari Serambinews.com, dari Google Maps, terlihat Distrik Kolofbraza, tempat Dokter Fajri bertugas ini berada di bagian tengah Pulau Papua.

Sungai menjadi satu-satunya jalur transportasi ke distrik-distrik tetangga.

Distrik Kolofbraza ini berjarak sekitar 104 kilometer ke Agats, ibu kota Kabupaten Asmat yang berada di tepi laut Arafura, dan 344 kilometer ke Jayapura, ibu kota Provinsi Papua.

Fajri merekam moment jumatannya ke Suator dalam sebuah video yang direkam dengan hp di tangannya.

Video itu baru bisa diupload ke dinding Facebooknya saat Fajri tiba di Distrik Suator yang sinyal internetnya lumayan bagus.

“Alhamdulillah, tahun ke-7 di pedalaman Papua baru bisa menjalankan ibadah shalat Jum'atan perdana ketika lagi berada di pedalaman..Kebetulan di Distrik tetangga kita di wilayah Distrik Suator ada Mesjid nya,” tulis Dokter Fajri dalam status yang mengiringi video itu.

Silaturahmi dengan Pelajar Papua di Karanganyar, Bupati: Tetap Konsentrasi & Fokus Belajar

Dalam perjalanan itu, Fajri didampingi dua perempuan berjilbab yang merupakan rekannya sesama dokter.

“(perahu) Ketinting di sana, dia baru ke luar,” kata Fajri menunjuk ke arah sebuah perahu yang mendekat ke dermaga kayu tempat Dokter Fajri dan dua rekannya berada.

“Saksikan perjalanan kita dengan ketinting guys, Assalamualaikum,” kata Fajri yang terus menebarkan senyum.

Sejenak, Fajri dan dua rekannya melepas alas kaki, menjinjingnya sambil berjalan melewati lumpur tebal di bawah dermaga kayu.

Dua warga Papua yang berada dalam perahu ketinting membantu mereka.

Selanjutnya, perahu berlari kencang.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved