Kisah Maria, Anak Berkebutuhan Khusus Berhasil Jadi Lulusan Termuda Berpredikat Cumlaude di UNY
Maria Clara Yubilea Sidharta atau biasa disapa Lala, yang divonis dokter sebagai anak berkebutuhan khusus, justru jadi sarjana berpredikat cum laude.
Patricia selaku Ibu mengaku pada saat itu belum paham hal yang dihadapi putri semata wayang tersebut.
“Yang saya tahu (saat itu), Lala itu trouble maker, saya memaksakan dia harus sekolah umum dan sekolah negeri."
"Namanya juga ibu, saya jujur saja waktu itu otoriter ingin anak saya sekolah."
"Apalagi saya mantan guru, dan suami saya (Rahardjo Sidharta) berprofesi sebagai dosen (Teknobiologi UAJY),” kenang Patricia.
Pengetahuan Patricia waktu itu terbuka ketika Lala mogok sekolah menjelang ujian nasional.
Mulanya, dia tidak mau lagi masuk sekolah karena merasa tidak nyaman dengan kegiatan belajar di sekolah dalam mempersiapkan ujian.
Namun setelah dipaksa, Lala akhirnya ikut menuntaskan Ujian Nasional agar bisa lulus dari sekolah tersebut.
Ajaibnya, meski terpaksa dan tanpa persiapan ujian, Lala lulus dengan nilai sangat memuaskan.
“Nilainya bagus-bagus, saat itulah saya mulai memahami, bahwa kita harus ekstra tenaga mendampingi karena kebutuhan dia berbeda."
"Kita konsultasi ke dokter dan tes IQ pada 2013, IQnya pada saat itu 131, dan selalu naik setiap kami melakukan tes dua tahun sekali,” ujar Patricia.
Tes terakhir pada tahun 2017, Lala mencatatkan nilai 145 dalam tes IQ.
Usia 15 tahun minta kuliah
Setelah menyadari Lala sebagai anak berkebutuhan khusus, Patricia dan Lala memutuskan belajar secara homeschooling dengan bimbingan langsung Patricia menggunakan buku bekas milik kakak sepupu.
Untuk sosialisasi, Lala mengaktifkan diri dalam beragam komunitas seperti Komunitas Sesama Homeschoolers, komunitas tari, dan komunitas musik.
Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) menjadi tempatnya menghabiskan waktu bersama kawan-kawan.