Ini Arsitek Pertama yang Membuat Lapang Pacuan Kuda sebelum Adanya Stadion Manahan Solo
Sebelum dibangun, Stadion Manahan adalah lapangan pacuan kuda yang dibangun melibatkan arsitek terkemuka Thomas Karsten.
Penulis: Ryantono Puji Santoso | Editor: Garudea Prabawati
"Kita paham bahwa ibu Tien masuk jaringan trah keluarga Mangkunegaran," papar Heri Priyatmoko pada TribunSolo.com, Selasa (3/9/2019).
"Tidak heran jika keluarga Cendana menaruh perhatian besar terhadap perkembangan arena olahraga warisan Praja Mangkunegaran itu," terang Heri.
Peresmian Stadion Manahan dilakukan pada 21 Februari 1998 oleh Presiden Soeharto.
Awalnya, Stadion Manahan adalah lokasi tempat berlatih memanah oleh keluarga bangsawan Mangkunegaran.
"Kerabat Mangkunegara dikenal gemar juga berburu binatang di alas yang berarti hutan Kethu, Wonogiri," papar Heri.
Seiring perkembangan waktu, Kawasan Stadion Manahan kemudian Semakin berkembang dari hanya lokasi memanah kemudian disulap menjadi lapangan balap kuda.
Heri mengatakan, cikal bakal pembangunan Stadion Manahan ini lantaran dulu Petinggi Mangkunegaran tidak mau kalah dengan Kasunanan dalam bidang memajukan olahraga dan ruang rekreasi di Taman Sriwedari.
"Petinggi Mangkunegaran bergegas menitahkan bawahannya membangun lapangan Manahan seluas mungkin untuk olahraga pacuan kuda dilengkapi tribune," papar Heri.
Kemudian seiring perkembangan Stadion Manahan mulai digarap mulai tahun 1989-1998 di Era Presiden Soeharto.
Pada dasaranya, taman Manahan berbentuk oval dan dikelilingi empat jalan yakni, Jl. Adi Sucipto, Jl. Mentri Soepomo, Jl. MT Haryana dan Jl. KS Tubun. (*)