Napak Tilas BJ Habibie dan Jerman, Si Jenius Indonesia yang Dapat Julukan Mr Crack
Napak Tilas BJ Habibie dan Jerman, Si Jenius Indonesia yang Dapat Julukan Mr Crack
Untungnya, Indonesia berhasil membuktikan kemampuan untuk bisa membuat pesawat terbang sendiri.
"Kita harus sangat sadari bahwa industri strategis dan khususnya dirgantara, adalah produk sepanjang masa yang dibutuhkan Indonesia," kata Habibie di sela-sela Presidential Lecture di Bank Indonesia (BI), Senin (13/2/2017).
Pada April 2015, Habibie memperkenalkan rancangan pesawat baru yang digarap oleh Regio Aviasi Industri, perusahaan yang didirikannya.
Pesawat itu dinamakan R80.
Untuk membuat pesawat ini, Habibie meminta bantuan kepada Presiden Joko Widodo.
"Yang kami butuhkan adalah dukungan pemerintah untuk financing bagian Indonesia. Bagian swasta dan luar negeri, mereka akan ikut kalau dari pemerintah ikut menyumbang dalam arti mengatakan 'silakan' karena industri pesawat terbang seperti Boeing dan Airbus dapat bantuan yang sama," ujar Habibie kepada Jokowi saat menunjukkan miniatur R80.
Habibie memaparkan kehebatan dari R80. Menurut dia, pesawat yang digerakkan oleh baling-baling memiliki kelebihan seperti mampu mengangkut penumpang dalam jumlah banyak, yakni antara 80-90 orang, waktu berputar yang singkat, hemat bahan bakar, dan perawatan yang mudah.
Habibie menyebut bahwa pesawat ini nantinya tidak kalah hebatnya dibandingkan Boeing 777.
Pesawat R80, lanjut dia, sangat tepat digunakan untuk tipe bandara sedang yang banyak ada di Indonesia.
Targetnya, proyek ini dapat diproduksi massal pada 2024.
Tak Boleh Pulang
Habibie pernah menceritakan pengalamannya bagaimana saat dirinya dilarang Bung Karno pulang ke Indonesia.
Saat itu, ia baru saja selesai belajar di Jerman.
Habibie saat itu masih berusia 28 tahun.
Soekarno melarang Habibie pulang.
Habibie disuruhnya tetap tinggal dan masuk ke dunia industri di Jerman.