Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Viral Sragen

Sejak Kecil Tak Bisa Lepas dari Air Es, Apa itu Sebab Berat Badan Sungadi Naik Terus hingga 114 Kg?

Ada hal menarik tentang pemuda obesitas Sungadi (21) dari Sragen yang memiliki bobot seberat 140 kilogram atau 1,4 kuintal, karena suka air es

Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Adi Surya
Sungadi yang memiliki bobot 140 kilogram atau 1,4 kuintal dari Dukuh Jurang, Desa Sono, Kecamatan Mondokan, Sragen, Sabtu (21/9/2019). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Ada hal menarik tentang pemuda obesitas Sungadi (21) dari Kabupaten Sragen yang memiliki bobot seberat 140 kilogram atau 1,4 kuintal.

Ya, putra kelima pasangan Suwarno (59) dan Tukiyem (58) dari Dukuh Jurang, Desa Sono, Kecamatan Mondokan, Sragen itu ternyata sejak kecil sudah menggemari air dingin atau air es, sehingga selama ini tidak bisa dilepaskan dari minuman tersebut.

Ayah Sungadi, Suwarno (59) mengatakan, anaknya memang tidak suka minuman manis, tetapi sejak kecil menjadi anak yang gemar meminum air putih dingin atau air es.

"Sungadi paling suka ya minum air putih dingin, air es," terang Suwarno kepada TribunSolo.com di rumahnya, Sabtu (21/9/2019).

"Bahkan buah, pisang misalnya, dia tidak suka," imbuhnya membeberkan. 

Kisah Sungadi Berbobot 1,4 Kuintal dari Sragen, Nahas Pernah Masuk Septic Tank karena WC Ambrol

Sungadi membeberkan, bahkan anaknya sama sekali tidak mau meminum air yang mengandung gula.

"Tidak mau minum manis," terang Sungadi. 

"Tapi kalau kopi mau, tapi itu pun kadang-kadang," imbuhnya menekankan.

Kebiasaan minum kopi Sungadi kemudian dibeberkan Suwarno.

"Biasanya dia itu minta sedikit kalau saya pas minum kopi," terang Suwarno. 

"Itupun jika Sungadi lagi ingin minum kopi," imbuhnya membeberkan. 

Sungadi Berbobot 1,4 Kuintal dari Sragen, Tak Pernah Rasakan Sekolah dan Kini Jadi Buruh Bangunan

Saat ditanya perihal kebenaran itu,  Sungadi langsung membela diri.

"Itu kadang-kadang, saya juga bisa membuat kopi sendiri," kata Sungadi sambil tertawa kecil. 

Suwarno kemudian menambahkan, Sungadi itu sebenarnya tidak bisa kalau sehari tidak minum air dingin atau air es. 

"Waduh, kalau dia ndak minum itu sehari saja bisa geger," jelas Suwarno. 

"Dia bisa langsung marah-marah, kalau itu tidak segara dituruti," tuturnya.

Sungadi Pemuda Obesitas Berbobot 1,4 Kuintal dari Sragen Dikenal Tak Pernah Minder dan Mengeluh

Sebelumnya, pemuda bernama Sungadi (21) dari Kabupaten Sragen menggemparkan jagad media sosial (medsos) karena memiliki bobot seberat 140 kilogram atau 1,4 kuintal.

Berat badan yang tidak biasa akibat obesitas itu, bahkan membuat putra kelima pasangan Suwarno (59) dan Tukiyem (58) kemudian viral.

Sungadi tinggal di sebuah rumah bersama keluarganya di Dukuh Jurang, Desa Sono, Kecamatan Mondokan, Sragen.

Rumah orangtuanya yang berukuran sekitar 5x13 meter itu, tampak sederhana dan masih beralaskan tanah.

Foto-foto Sungadi Pemuda Obesitas Berbobot 140 Kilogram yang Viral dari Sragen, Simak Berikut Ini

Bahkan seluruh dinding rumahnya, hanya berupa anyaman bambu wulung dan kayu.

Dia biasanya rebahan di depan ruang tamu yang diberi alas kasur kapuk untuk menonton televisi yang masih berjenis tabung usai menyelesaikan kegiatan sehari-hari.

Di balik tubuhnya yang sangat gemuk, Suwarno membeberkan jika anaknya yang tinggal serumah dengannya selama ini seakan menyempitkan ruang geraknya.

Terutama lanjut dia, saat akan bangun dari tidurnya hingga keperluan mandi dan buang air besar di toilet.

Sungadi Pemuda Berbobot 1,4 Kuintal Asal Sragen Dikira Bakal Lahir Kembar saat dalam Kandungan Ibu

Mengingat bobot badannya yang cukup besar, membuat Sungadi nyaris celaka karena amblas dan masuk ke tempat pembuangan kotoran (septic tank) kala ke toilet.

"Jadi WC yang didudukinya ambrol, karena tidak kuasa menahan berat badannya," ungkap Suwarno.

"Tetapi tidak apa-apa, meskipun saat mengeluarkanya kita kesulitan," jelas dia membeberkan.

Saat itulah lanjut Suwarno, bagian toilet di dalam rumahnya dibangun dengan cor-coran agar kuat saat digunakan anaknya yang ditinggal oleh ibunya sejak usia 2 tahun itu. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved