Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Viral Sragen

Kisah Sungadi Berbobot 1,4 Kuintal dari Sragen, Nahas Pernah Masuk Septic Tank karena WC Ambrol

Pemuda bernama Sungadi (21) dari Sragen menggemparkan jagad media sosial (medsos) karena memiliki bobot seberat 140 kilogram atau 1,4 kuintal

Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Adi Surya
Sungadi bersama ayahnya, Suwarno saat bersantai depan rumahnya di Dukuh Jurang, Desa Sono, Kecamatan Mondokan, Sragen, Sabtu (21/9/2019). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Pemuda bernama Sungadi (21) dari Kabupaten Sragen menggemparkan jagad media sosial (medsos) karena memiliki bobot seberat 140 kilogram atau 1,4 kuintal.

Berat badan yang tidak biasa akibat obesitas itu, bahkan membuat putra kelima pasangan Suwarno (59) dan Tukiyem (58) kemudian viral.

Sungadi tinggal di sebuah rumah bersama keluarganya di Dukuh Jurang, Desa Sono, Kecamatan Mondokan, Sragen.

Rumah orangtuanya yang berukuran sekitar 5x13 meter itu, tampak sederhana dan masih beralaskan tanah.

Bahkan seluruh dinding rumahnya, hanya berupa anyaman bambu wulung dan kayu.

Dia biasanya rebahan di depan ruang tamu yang diberi alas kasur kapuk untuk menonton televisi yang masih berjenis tabung usai menyelesaikan kegiatan sehari-hari.

Viral Nenek Renta Tinggal di Gubuk Reyot Mirip Kandang di Sragen, Ternyata Ini Fakta Sebenarnya

Tidak jarang sembari menikmati pagi dan sore, Sungadi duduk-duduk di depan pintu semberi melepas bajunya sehingga bobot badannya terlihat jelas.

Ternyata bobot Sungadi sejak kecil tak biasa jika dibandingan anak lainnya, karena pada usia 8 tahun bobotnya sudah mencapai 114 kilogram atau 1,14 kulintal.

"Lha bobot saat lahir di Puskesmas Buras sudah 4,8 kilogram," ungkap ayah Sungadi saat ditemui TribunSolo.com di rumahnya, Sabtu (21/9/2019).

Sungadi tengah makan bakso dekat rumahnya di Dukuh Jurang, Desa Sono, Kecamatan Mondokan, Sragen, Sabtu (21/9/2019).
Sungadi tengah makan bakso dekat rumahnya di Dukuh Jurang, Desa Sono, Kecamatan Mondokan, Sragen, Sabtu (21/9/2019). (TribunSolo.com/Adi Surya)

Diketahui, bobot pemuda yang masih lajang itu terus bertambah hingga kini pada usia 21 tahun telah menembus 1,4 kuintal.

Menurut Suwarno, anaknya sejak dulu memiliki nafsu makan yang berlebih. 

"Dulu bisa makan sampai sembilan kali sehari, tetapi sekarang sudah bisa dikurangi," tutur Suwarno mengenangnya.

"Sekarang, Sungadi cuma makan sebanyak tiga hingga lima kali sehari demi kebaikannya," imbuhnya. 

Aria Permana Bocah Obesitas Asal Karawang Tampak Rileks Saat Akan Menjalani Operasi Gelambir Kulit

Suka Minum Es

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved