Berita Boyolali Terbaru
Akibat Kemarau Panjang, Warga Boyolali di Lereng Merapi Habiskan 3 Juta Hanya Untuk Pakan Ternak
Tak tanggung tanggung dirinya harus menggelontorkan hingga Rp 3 juta hanya untuk kebutuhan pakan ternaknya.
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Eka Fitriani
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Akibat kemarau panjang yang melanda di sejumlah daerah terutama di Kabupaten Boyolali, warga, Dusun Sudimoro, Desa Sangup, Kecamatan Tamansari, Sarni (42) harus menggelontorkan uang yang tidak sedikit untuk pakan ternaknya.
Tak tanggung tanggung dirinya harus menggelontorkan hingga Rp 3 juta hanya untuk kebutuhan pakan ternaknya.
"3 juta itu per 10 hari untuk pakan ternak, mulai dari rumput sampai air," katanya, Kamis (3/10/2019) siang.
"Semuanya itu beli ya karena memang kondisinya seperti ini," katanya.
Sarni membeberkan bahwa dirinya memiliki 11 sapi yang harus diberi pakan setiap harinya.
Sedangkan selama ini, kebutuhan air setiap harinya hanya bergantung dari air tadah hujan.
• 3 Jenis Senpi Dipakai Oknum Polisi Saat Bubarkan Aksi Mahasiswa Kendari, Aksi yang Tewaskan 2 Orang
Namun, selama 7 bulan kekeringan dirinya sudah tidak bisa mengambil air tersebut.
"Air yang biasa kami tampung sudah tidak bisa diakses ya karena tidak ada air," katanya.
Selama masa kekeringan dirinya mengandalkan ketersediaan air dari membeli.
"Setiap tangki itu 280-300 ribu, itu untuk 11 ternak saya 10 hari sudah habis," katanya
"Saya ngasih minum sapi sehari 3 kali, belum untuk minum dan kebutuhan lainnya di keluarga" katanya.
Sedangkan untuk pakan sapi, Sarni harus membeli seharga Rp 500 ribu per kol atau truk kecil.
"500 ribu itu hanya 10 hari saja," katanya.
• Demokrat Ajukan Politikus Senior Syarief Hasan Jadi Pimpinan MPR 2019-2024
• Terpergok Jajan Sabu di Pontianak, Seorang Pekerja Bangunan Ditangkap Polisi
Karena mahalnya harga pakan dan minum ternak, Sarni membeberkan dirinya harus menjual salah satu sapinya.
"Kami sudah jual 2 sapi yang kecil agar sapi yang lain bisa tercukupi makannya," katanya.
"Kalau untuk sapi kecil 5 jutaan saya jual," katanya.
Dirinya mengaku hanya bisa pasrah dengan kemarau yang terjadi.
Sarni mengatakan di tahun ini kemarau yang terjadi merupakan yang terparah.
"Ya mau bagaimana lagi, dulu sempat ada bantuan tapi tahun kemarin, sekarang belum ada," katanya.(*)