Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Terbaru Karanganyar

Pemkab Karanganyar Optimis Mondosiyo dan Wahyu Kliyu Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Upacara adat Modosiyo dan Wahyu Kliyu yang ada di Kabupaten Karanganyar, diusulkan menjadi warisan budaya tak benda.

Editor: Reza Dwi Wijayanti
TribunSolo.com/Reza
Acara puncak Mondosiyo saat warga berebut ayam, Selasa (13/8/2019). 

TRIBUNSOLO.COM - Upacara adat Modosiyo dan Wahyu Kliyu yang ada di Kabupaten Karanganyar, diusulkan menjadi warisan budaya tak benda.

Hal itu disampaikan Kepala Seksi Cagar Budaya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Karanganyar, Sawaldi saat ditemui wartawan di acara Festival Karawitan di Plaza Alun-Alun Karanganyar, Kamis (3/10/2019).

Sawaldi menyampaikan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar telah mengusulkan upacara adat tersebut menjadi warisan budaya tak benda sejak 2018 ke Pemprov Jawa Tengah.

Kisah di Balik Nazar Ayam Darno saat Upacara Mondosiyo Tawangmangu Karanganyar


Namun karena dinilai terlambat dari waktu pengajuan yang ditentukan, Pemkab Karanganyar mengusulkan hal tersebut pada tahun ini.

"Kami usulkan Mondosiyo di Pancot, Tawangmangu dan Wahyu Kliyu di Jatipuro. Mondosiyo di Karanganyar banyak tetapi yang di Pancot ini unik. Sudah kami ajukan menjadi warisan budaya tak benda ke Provinsi Jateng," katanya.

Pihaknya sudah melengkapi berkas persyaratan pengajuan menjadi warisan budaya tak benda. Saat ini masih proses penelitian administrasi Pemerintah Provinsi Jateng.

"Kami optimistis Mondosiyo dan Wahyu Kliyu lolos administrasi. Ini warisan budaya masyarakat bernilai positif yakni kebersamaan dan gotong royong," terangnya.

Sawaldi berharap upacara adat Mondosiyo dan Wahyu Kliyu tersebut dapat menjadi daya tarik wisata di Karanganyar.

Gelaran Adat Mondosiyo di Tawangmangu Karanganyar, Warga Berebut Ayam Keberkahan

Adapun upacara adat Mondosiyo merupakan upacara adat yang berada di Dusun Pancot Desa Blumbang Kecamatan Tawangmangu.

Upacara adat tersebut menampilkan pertunjukan kelompok Reog dari wilayah setempat.

Selain itu yang menarik adalah percikan banyu badek (berbau asam) yang dipercikan kepada para penonton dan berebut ayam.

Ayam tersebut diberikan warga sebagai seserahan serta bentuk nazar.

Mondosiyo digelar setiap tujuh bulan sekali pada Selasa Kliwon, Wuku Mondosiyo.

Upacara tersebut sebagai ungkapan syukur masyarakat kepada Tuhan karena memberikan kemudahan dan kesehatan.

Percaya Keberuntungan, Warga Kampung Pancot Tawangmangu Berebut Ayam di Bersih Dusun Mondosiyo

Sedangkan upacara adat Wahyu Kliyu diselenggarakan setiap tanggal 15 sasi Suro atau 15 Muharam.

Awalnya Wahyu Kliyu hanya diselenggarakan di Dusun Kendal, Desa/Kecamatan Jatipuro. Tetapi Wahyu Kliyu dilaksanakan di tingkat kecamatan pada September lalu.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved