Menang di GKFP 2019, Siswa SMAN 2 Klaten Ternyata Belajar Secara Otodidak Lewat Youtube
Baru saja memenangi GKFP 2019 tingkat nasional di Jakarta, kedua siswa SMAN 2 Klaten yakni Danu Gunawan dan Muhammad Achfa ternyata belajar otodidak.
Penulis: Eka Fitriani | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Eka Fitriani
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Baru saja memenangi Gelar Karya Film Pelajar (GKFP) 2019 tingkat nasional di Jakarta, kedua siswa SMAN 2 Klaten yakni Danu Gunawan dan Muhammad Achfa ternyata hanya belajar secara otodidak.
Hal tersebut diungkapkan keduanya usai pulang dari malam puncak penghargaan GKFP 2019 di Jakarta.
"Untuk pengambilan gambar atau proses editing, saya sudah mendalami itu sejak SMP," kata Danu, Kamis (31/10/2019).
"Belajarnya hanya otodidak lewat buku dan internet (Youtube)," ujarnya.
Tak berbeda dengan Danu, Muhammad juga mengungkapkan hal serupa.
Dia mengatakan, sejak SMP dirinya mulai tertarik dengan dunia perfilman mulai dari pengambilan gambar hingga proses pembuatan film dan editing.
"Belajarnya bisa lewat buku atau melihat di Youtube," ujarnya.
• Dua Siswa SMAN 2 Klaten Tak Sangka Menangkan Penghargaan Film Pelajar Tingkat Nasional
• Ingin Maju Melalui Jalur Independen dalam Pilkada Klaten 2020, Ini Syarat Teknisnya
Namun saat dirinya dan guru pembimbing sudah mendaftar GKFP pada Juli 2019 keduanya mengaku lebih rajin belajar.
"Kami upgrade skill, karena lomba ini tidak main-main, pesertanya dari seluruh Indonesia," ujarnya.
"Kami juga baca-baca di buku, berkat bimbingan juga dari kepala sekolah dan guru akhirnya kami bisa menang kompetisi ini," kata dia menegaskan.
Film yang mereka buat yakni Pesona Keindahan Gari-Garis yang Terpadu dalam Kain.
• Pria Viral yang Dapat Jackpot Trolley 70 Kali Asal Solo Bikin Youtube Pakai Nama Panggilan Waktu SMK
• Operasi Zebra Candi 2019 Dimulai dan Libatkan 116 Personil Gabungan, Ini Pesan Kapolres Klaten
Film ini menceritakan mengenai kain lurik yang saat ini belum banyak dikenal meskipun melegenda.
Padahal kain lurik asal Desa Cawas dan Pedan Klaten tersebut merupakan sentra lurik di Kabupaten Klaten.
Film dokumenter ini dibuat agar masyarakat khususnya anak muda bisa lebih mencintai kain lurik dan melestarikannya.
Karena kebanyakan kain lurik itu telah banyak di pasarkan di luar Klaten, padahal pembuatan aslinya dari Klaten.
"Kami harap dengan adanya film ini, semua orang bisa tahu mengenai tenun lurik di Klaten," ujarnya. (*)