Proyek Tol Solo Jogja
Sebanyak 30 Benda Cagar Budaya Bakal Terdampak Proyek Tol Solo-Jogja, Berikut Ini Rinciannya
Sebanyak 30 benda cagar budaya (BCB) di 9 kecamatan di Kabupaten Klaten bakal terdampak pembangunan proyek Tol Solo-Jogja.
Penulis: Eka Fitriani | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Eka Fitriani
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Sebanyak 30 benda cagar budaya (BCB) di 9 kecamatan di Kabupaten Klaten bakal terdampak pembangunan proyek Tol Solo-Jogja.
Kasi Sejarah dan Kepurbakalaan Dinas Pariwisata Budaya Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Klaten, Purwanto mengungkapkan, proyek pembangunan jalan Tol Solo-Jogja yang sudah dirancang pemerintah, bakal melintasi kecamatan yang memiliki BCB.
Dia menyebut, di 9 kecamatan yang dilewati tersebut diperkirakan ada 30 BCB.
"Kami belum bisa menghitung secara pasti," ungapnya kepada TribunSolo.com, Kamis (14/11/2019)..
"Namun jika dihitung dari 9 kecamatan itu ada sekitar 30 BCB," ujarnya menekankan.
Dikatakan, BCB tersebut terbagi dari beberapa jenis yakni situs BCB Lepas, lingga/yoni, struktur yang terpendam hingga fragmen arca.
"Karena banyak temuan-temuan baru, dan ada beberapa yang kami juga belum tahu," ujarnya.
• Soal Perkembangan Tol Solo-Jogja 2020, Camat Kebonarum Beberkan Tak Pernah Diberi Tahu
• Di Kecamatan Kebonarum Klaten, Disebut Hanya Ada Dua Desa Terdampak Proyek Tol Solo-Jogja
• 4 Fakta Jelang Proyek Tol Solo-Jogja, Tunggu Penlok, Amankan Sumber Air & Situs hingga Angkat UMKM
Adapun menurut dia, rata-rata beberapa situs tersebut ditemukan di area persawahan hingga pemukiman penduduk.
"Memang dari hasil perkiraan sementara, banyak desa yang di dalamnya ada situs terdampak proyek tol," katanya.
"Kami masih menunggu hasil akhir penlok jika memang sudah pasti dan ada yang tergusur kami pasti akan mulai bereaksi," ujarnya.
Dirinya juga tetap melakukan pendataan, terlebih banyak BCB di Klaten yang selama ini belum terdata oleh pemerintah.
Dia menambahkan desa-desa itu yang memiliki situs purba di antaranya tersebar di wilayah Kecamatan Polanharjo, Delanggu, Ceper, Karanganom, Ngawen, Kebonarum, Karangnongko, Jogonalan dan Manisrenggo.
Sedangkan untuk jenis arca dan fragmen yang ditemukan rata rata berasal dari kebudayaan kerajaan Hindu. (*)