Selvi Ananda Melahirkan
Gibran Pamit Menanam Ari-ari Anaknya Sebelum Maghrib, Ini Maknanya dalam Kepercayaan Orang Jawa Kuno
Gibran Pamit Menanam Ari-ari Anaknya Sebelum Maghrib, Ini Maknanya dalam Kepercayaan Orang Jawa Kuno
Penulis: Ryantono Puji Santoso | Editor: Aji Bramastra
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ryantono Puji Santoso
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Anak sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, dengan gembira mengumumkan kelahiran anak keduanya, Jumat (15/11/2019).
Dalam jumpa pers di RS PKU Muhamadiyah Solo, Gibran mengaku bersyukur, anak keduanya dan istrinya yang baru melahirkan, dalam kondisi sehat.
• Adik Jan Ethes Lahir Jumat Wage, Ini Ciri-ciri dan Karakternya, Mudah Menaruh Iba pada Kemanusiaan
• Gibran Belum Bisa Ungkap Nama Anak Kedua dari Selvi Ananda, Keburu Magrib Mau Mengubur Ari-ari
Ada yang menarik saat Gibran mengumumkan hal tersebut.
Saat ditanya soal nama anaknya, Gibran mengatakan, belum bersedia mengumumkan, karena menunggu kakeknya atau Jokowi, datang dulu.
Ia pun pamir kepada wartawan, karena harus buru-buru menanam ari-ari anaknya itu.
"Keburu Maghrib, keburu mau menanam ari-ari," ujar Gibran.
Tradisi mengubur ari - ari bayi yang baru lahir, memang lekat bagi orang Jawa.
Lalu apa artinya mengubur ari-ari tersebut?
Berikut penjelasan Dosen Pendidikan Bahasa Jawa FKIP UNS Dr. Djoko Sulaksono, S.Pd.,M.Pd.
Djoko Sulaksono mengatakan, ari-ari saat masih dalam kandungan merupakan bagian yang memiliki fungsi menyalurkan makanan.
Dalam konsep jawa ada istilah kakang kawah adhi ari-ari.
"Kakang kawah maksudnya air ketuban, setelah bayi lahir dan ari-ari dipotong," papar Djoko pada TribunSolo.com, Jumat (15/11/2019).
Djoko memaparkan, ari-ari tetap harus dirawat dengan baik kemudian dikubur.
Dalam cerita pewayangan yang melambangkan proses kelahiran, setelah gunungan dicabut maka keluarlah wayang parekan yakni wayang raja/pemimpin.