Pendiri Sate Kambing Pak Manto Meninggal
Lika-liku Pendiri Sate Kambing Pak Manto yang Tutup Usia, Dulu Warung Sepi dan Pernah Utang Rentenir
Lika Liku Pendiri Sate Kambing Pak Manto Solo yang Tutup Usia, Pernah Terjebak Utang Rentenir
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Aji Bramastra
"Sampai pinjam ke Bank, pinjam juga ke lintah darat yang berbunga, pengalaman itu sempat kita alami selama 15 tahun," tambahnya.
Pak Manto pernah merasakan pinjam uang kepada 'lintah darat' sekira tahun 2005.
"Tahun 2005 atau tahun 2000-an lah, berurusan sama bunga berbunga, tapi itu bisa diperbaiki secara pelan-pelan, yang penting pantang menyerah," ujar Desi.
"Mulai ada perbaikan itu sangat pelan, justru terbantu dengan adanya media sosial, seperti Twitter, Instagram, YouTube itu sangat berpengaruh ke usahanya kita," imbuhnya.
Desi menegaskan perjuangan Pak Manto dalam merintis usaha kulinernya memang tak mudah.
Bahkan, warung makannya pernah hanya didatangi satu dua pembeli dalam satu hari.
"Bapak itu tekun, pernah jatuh bangun dulu pernah mengalami seharian buka ndak ada (pembeli), cuma satu dua yg mampir kita pernah mengalami itu," ujar Desi.
Berkat ketekunan dan kerja kerasnya, Pak Manto mampu membuka cabang di tiga kota besar di Indonesia, yakni Surabaya, Jakarta, dan Semarang.
"Bulan Januari kemarin buka di Jakarta, Bapak sempat ke sana pas opening terus ndak pernah ke sana lagi karena di sini urusannya banyak," tutur Desi.
"Itu mau ndak mau aku harus belajar nek ini kurang piye, ya, ini belajar sendiri, kalau bapak yang wira-wiri ndak banyak belajar," tambahnya.
Desi mengungkapkan, Warung Makan Sate Kambing 'Pak Manto'pernah membuka cabang di Yogyakarta.
"Baru tiga bulan aku tutup, makanya daripada setengah-setengah mending tidak usah aja," ungkap Desi.
"Karena waktu itu, buka cabang yang menangi cuma bapak sama ibu, pikirannya otomatis bercabang-cabang, aku dan adik-adikku masih kerja, enggak bisa mengawal, enggak bisa membantu, jadinya setengah-setengah," tandasnya. (*)