Kontroversi Limbah PT RUM
Bocornya Gas H²S dari Wet Scrubber Diduga Jadi Biang Kerok Limbah PT RUM yang Mengusik Warga
Pihak PT RUM menyatakan bahwa bau limbah yang keluar adalah kebocoran gas H²S tanpa melalui alat Wet Scrubber.
Penulis: Ryantono Puji Santoso | Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ryantono Puji Santoso
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Pihak PT RUM menyatakan bahwa bau limbah yang keluar adalah kebocoran gas H²S tanpa melalui alat Wet Scrubber.
Humas PT RUM, Bintoro Dibyoseputro mengatakan, kemungkinan bau yang keluar lantaran ada gas H²S yang lolos dari Web Scrubber.
"Selama ini PT RUM terus melakukan perawatan berkala pada teknologi yang ada," papar Bintoro, Senin (25/11/2019).
Dijelaskan, Bintoro untuk mengantisipasi gas H²S yang keluar tanpa melalui Web Scrubber pihaknya sudah memasang blower penyedot udara tambahan dalam ukuran besar.
"Penambahan blower inilah perlu proses pemasangan dan saat instalasi inilah terjadi emisi H²S keluar tanpa melalui penguraian melalui Alat Wet Scrubber," kata Bintoro.
• Kronologi Lengkap Kasus Limbah PT RUM di Sukoharjo : 2 Tahun Limbah Meneror, Mengapa Didiamkan Saja?
Pihaknya berharap setelah blower penyedot terpasang semua gangguan udara bisa menjadi reda atas gangguan udara.
"Semoga segera bisa normal seperti beberapa bulan yang lalu," jelas Bintoro.
Pihaknya mengatakan, terus melakukan pembenahan dalam produksi yang dilakukan PT RUM.
"Tentang RUM sendiri, hingga saat ini terus berkordinasi dengan DLH Sukoharjo sebagai pembina langsung," ungkapnya.
Pihaknya juga menyatakan sudah melaksanakan perintah dari pemerintah dalam hal ini DLH Sukoharjo.
"Sejauh ini RUM sudah melaksanakan semua keharusan/kewajiban yang harus dipasang dan dilakukan seperti pemasangan blower penyedot udara tambahan," kata Bintoro.
Kronologi Awal
Limbah bau PT RUM Sukoharjo masih dianggap sebagai momok bagi warga Sukoharjo dan Wonogiri.
TribunSolo.com mencatat sejarah awal mula dampak bau ini terjadi saat 2017 lalu.
Diketahui, persoalan limbah mencuat pada Oktober 2017 di mana ada warga yang mengungsi karena tidak kuat mencium bau limbah.
• Surat Peringatan Pemkab Sukoharjo Tak Ampuh, Warga Sebut Masih Cium Bau Busuk Limbah PT RUM
Limbah bau yang terus muncul memantik reaksi warga sehingga muncul demonstrasi untuk menutup PT RUM.
Hingga pada 26 Oktober 21018, warga ditemui oleh Presiden Direktur PT RUM, Pramono, dan membuat kesepakatan.
Namun, warga merasa kesepakatan tidak diindahkan dan melihat Demo kembali pada bulan selanjutnya Kamis (30/11).
Sampai puncak Demonstrasi warga yang membakar pos satpam dan merusak pagar pada Jumat (23/2/2018).
Kemudian, Bupati Sukoharjo Wardoyo Wijaya mengeluarkan surat keputusan untuk PT RUM berhenti produksi sementara.
• Penjelasan PT RUM soal Bau Limbah seusai Dapat Surat Peringatan dari Pemkab Sukoharjo
Berbagai upaya, dalam waktu PT RUM berhenti berproduksi sementara terus dilakukan seperti Pemkab Bentuk Tim Investigasi, Uji Sampel Udara dan Air, PT RUM melakukan pengadaan alat deteksi udara.
Kemudian kasus PT RUM kembali mencuat pada 2019 ini disaat warga mengungsi di Rumah Dinas Bupati Sukoharjo pada Jumat (25/10/2019) malam sampai pagi ini, Sabtu (26/10/2019).
Bau PT RUM juga diketahui sampai ke Wonogiri dan video Bupati Wonogiri Joko Sutopo. (*)