Kontroversi Limbah PT RUM
Warga Terdampak Bau Limbah PT RUM Marahi Petugas DLH Jateng yang Periksa Area Belakang Pabrik
Sejumlah warga di Dusun Ngrapah, Desa Gupit, Kecamatan Nguter, Sukoharjo, memarahi dua orang petugas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jateng.
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Sejumlah warga di Dusun Ngrapah, Desa Gupit, Kecamatan Nguter, Sukoharjo, memarahi dua orang petugas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Tengah.
Dari video yang diambil pada Rabu (20/11/2019) lalu, dua orang petugas tampak mendapatkan protes dari warga saat melakukan pemeriksaan di area belakang pabrik PT RUM di Dusun Ngrapah.
Menurut anggota Sukoharjo Melawan Racun (SAMAR), Herman, hal itu dikarenakan petugas DLH Provinsi melakukan pemeriksaan, dan mengajak sejumlah karyawan PT RUM.
"Itu warga kesal, karena pemeriksaan dengan melibatkan karyawan PT RUM."
"Jika perusahaan tahu pabriknya akan diperiksa, kan mereka bisa menghentikan produksi, sehingga bisa memengaruhi hasil pemeriksaan," katanya kepada TribunSolo.com, Minggu (24/11/2019).
• PT RUM Minta Maaf pada Warga Sukoharjo dan Wonogiri soal Bau Limbah Pabriknya
• Bocornya Gas H²S dari Wet Scrubber Diduga Jadi Biang Kerok Limbah PT RUM yang Mengusik Warga
Dia menuturkan sekitar pukul 01.00 WIB, tiga orang petugas DLH datang untuk memeriksa, namun warga tidak diberi tahu.
"Yang dua orang memeriksa dengan sejumlah karyawan pabrik, dan satu orang menunggu di mobil," jelasnya.
Dia berharap, dalam melakukan pemeriksaan, DLH tidak memberi tahukan perusahaan, dan lebih baik berkoordiniasi dengan warga.
Dalam video yang diambil berdurasi 2 menit 54 detik, warga ingin pemeriksaan dilakukan secara mendadak, tanpa diketahui pihak perusahaan.
"Harusnya kalau DLH mau memeriksa, berkoordinasi dulu dengan warga, agar terbuka."
"Karena warga tahu betul kapan bau, kapan enggak, kalau enggak ngajak warga, percuma hasilnya enggak ada," kata seorang warga dalam video tersebut.
Warga Masih Mengeluh
Warga Dusun Ngrapah, Desa Gupit, Kecamatan Nguter, Sukoharjo, Mujiem, masih mengeluhkan soal bau limbah PT RUM pascamediasi warga Kecamatan Nguter dengan DLH Sukoharjo.
"Masih sama saja, biasanya kalau sore baunya sampai pagi, kalau baunya dari pagi nanti sampai sore," kata Mujiem.
Karena kesal, Mujiem ingin PT RUM untuk berhenti menghentikan operasinya.
"Harapannya saya ingin PT RUM ditutup," tambahnya.
Reaksi keras yang ditunjukan Bupati Wonogiri, Joko Sutopo saat melakukan mediasi dengan manajemen PT RUM, membuat iri masyarakat Sukoharjo.
Masyarakat yang tinggal di Kelurahan Gupit, Kecamatan Nguter, Sukoharjo, berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo bisa setegas Pemkab Wonogiri.
Seorang warga dari Desa Gupit, yang juga anggota SAMAR (Sukoharjo Melawan Racun) Herman mengatakan reaksi keras yang ditunjukan Bupati Wonogiri menurutnya sangat wajar.
"Itu wajar, karena baunya (limbah PT RUM) sangat menyengat sekali, semalam saja masih mengeluarkan bau," katanya saat kepada TribunSolo.com, Minggu (26/11/2019).
Padahal, Kabupaten Wonogiri masih berjarak cukup jauh dari Pabrik PT RUM, namun sebagian masyarakat Wonogiri yang berada di Kecamatan Selogiri merasakan bau limbah tersebut.
Dalam forum mediasi yang diadakan Jumat (27/11) kemarin mengaku juga menghadiri mediasi tersebut.
"Saat mediasi, saya tidak diundang, tapi saya datang bersama satu orang teman saya."
"Masyarakat Wonogiri juga banyak yang mengeluh, dan pemaparan dari manajemen PT RUM sama dengan pemaparan mereka saat mediasi yang pertama."
"Karena melihat tidak ada upaya yang serius, mungkin itu membuat pak Bupati Wonogiri marah," terangnya.
Namun dia merasa reaksi dari Pemkab Sukoharjo terhadap PT RUM masih dianggap landai.
Padahal suara protes hampir setiap hari disuarakan oleh masyarakat Sukoharjo.
Yang paling baru, pemuda dari Kampung Larangan, Gayam, Sukoharjo melakukan aksi di depan Rumah Dinas Bupati Sukoharjo pada Kamis (21/11/2019) kemarin.
Herman menambahkan, selain bau limbah, pencemaran juga terjadi pada sungai irigasi yang dialiri pipa pembuangan PT RUM.
Di Dusun Ngrapah, Kelurahan Gupit, dia menunjukan saluran air yang berada di belakang pabrik PT RUM yang sering berubah warna.
"Biasanya bening, ini agak kecokelatan, kadang-kadang berwarna hitam," imbuhnya. (*)