Viral Warung Masakan Jepang Jual Takoyaki di Pucangsawit Solo, Kisahnya Berawal dari Pos Kamling
Warung masakan Jepang yang berada di RT 3/RW 11 Kelurahan Pucangsawit, Solo menghebohkan jagad media sosial.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Warung masakan Jepang yang berada di RT 3/RW 11 Kelurahan Pucangsawit, Solo menghebohkan jagad media sosial.
Warung yang berada 50 meter sebelah utara Kantor Kelurahan Pucangsawit itu menjual beberapa masakan Jepang.
Di antaranya menjual takoyaki, ramen, gyoza.
Uniknya, bumbu masakan itu diracik langsung oleh orang asli Jepang bernama Hada Hiroshi (62).
Istri Hada Hiroshi, Nurul Dewi (41), menuturkan ia bersama Hada sudah berjualan takoyaki selama satu tahun dan bermula dari pos kamling sebagai tempat jualan.
• Kisah Pendiri Warung Sate Kambing Pak Manto Semasa Hidup yang Dulunya Tinggal di Rumah Gedek
"Warung ini dimulai di sini sejak bulan ketujuh, sebenarnya pertama kali di dekat rumah saya di Bekonang, tapi saat itu cuma jual takoyaki buat tetangga-tetangga, buat anak-anak kecil, satu biji Rp 5.00, tapi tanpa isi gurita," tutur Nurul kepada TribunSolo.com, Selasa (3/12/2019).
"Di daerah Kemplong RT 02/RW 06 di pos kampling, kalau itu memang sudah lama," lanjutnya.
"Mungkin hampir setahun, mungkin habis libur puasa (tahun ini) itu langsung pindah sini," imbuhnya.
Saat berjualan di Kemplong, Nurul dan Hada berjualan takoyaki hanya menggunakan gerobak dan mulai buka dari pukul 13.00-18.00 WIB.
"Di sana enggak ada warung, cuma gerobak, jadi dorong ke pos kamling ya, kayak PKL itu, kalau udah selesai, ya sudah didorong lagi pulang," ujar Nurul.
• Lika-liku Pendiri Sate Kambing Pak Manto yang Tutup Usia, Dulu Warung Sepi dan Pernah Utang Rentenir
Mereka kemudian mendapat kesempatan untuk berjualan di lokasi saat ini sekira bulan Juli 2019.
Nurul mengungkapkan tempat yang digunakannya untuk berjualan saat ini merupakan rumah adiknya yang sekarang bekerja di Bekasi.
Rumah itu pun hanya ditempati ibunya hingga saat ini.
"Dulu waktu jualan di pos kamling pas panas kepanasan, pas hujan kehujanan," aku Nurul.