Paska Tewasnya Jenderal Iran Qassem Soleimani, Bendera Merah Dikibarkan di Masjid, Apa Artinya?
Paska tewasnya jenderal top Mayjen Qassem Soleimani, di Iran muncul pengibaran 'bendera merah' setengah tiang kubah masjid Jamkara Qom.
TRIBUNSOLO.COM -- Paska tewasnya jenderal top Mayjen Qassem Soleimani, di Iran muncul pengibaran 'bendera merah' setengah tiang kubah masjid Jamkara Qom.
Apakah arti dari bendera tersebut?
Kelompok paramiliter Khataib Hezbollah memperingatkan pasukan Irak agar menjauh dari semua pangkalan dan instalasi AS di negera itu.
Peringatan diumumkan Minggu (5/1/2020) dan berlaku mulai Minggu petang selepas tiga hari perkabungan untuk Mayjen Qassem Soleimani.
Dikutip dari Sputniknews.com dan Al Masdar News, di Kota Qom, Iran, tokoh dan masyarakat setempat mengibarkan bendera merah di kubah masjid Jamkara Qom.
Ini untuk pertama kalinya bendera merah dikibarkan, sebagai simbol kemarahan dan peringatan pembalasan atas kematian Qassem Soleimani.
Sebaliknya, Presiden Trump lewat serangkaian twit di akun Twitternya (terverifikasi) menyatakan akan merespon setiap pembalasan Iran.
Ada 52 titik di Iran telah ditandai sebagai sasaran serangan udara dan rudal yang menurut Trump akan sangat mematikan.
Jumlah 52 itu sesuai angka individu yang pernah disandera di Kedubes AS di Teheran ketika pecah Revolusi Iran pada 1978.
Mayor Jenderal Esmail Ghaani, pengganti Qassem Soleimani sebagai Komandan Pasukan Quds Korps Garda Republik Islam Iran (IGRC), menjanjikan pembalasan setimpal atas pembunuhan sejawatnya itu.
• Ini Sikap Tegas Laksdya TNI Yudo Margono saat Mempertahankan ZEE di Perairan Natuna
• Dosen Asal Amerika Serikat yang Sering Ceritakan soal Banser, Pernah Buat Buku Pendidikan Islam
Esmail Ghaani ditunjuk Ayatollah Ali Khamenei sesaat setelah Qassem terbunuh di Baghdad oleh rudal militer AS, Jumat (3/1/2020) pagi WIB. Ghaani dan Soleimani merupakan kawan seperjuangan sejak perang Irak-Iran (1980-1988).
Dalam pernyataannya, Ghaani menyebutkan konsekunsi sangat panjang dan menyedihkan atas pembunuhan tersebut.
"Kami memberi tahu semua orang, bersabarlah, dan Anda akan melihat mayat orang Amerika di seluruh Timur Tengah," kata Ghaani dikutip Al-Jazeera dan Sputniknews.com, Sabtu (4/1/2020).
Pernyataan itu muncul setelah Duta Besar Iran untuk PBB Majid Takht Ravanchi meminta Dewan Keamanan PBB mengutuk apa yang dia sebut sebagai "tindak pidana" dan "terorisme negara" oleh AS.
Dalam pernyatannya, apa yang dilakukan AS itu menurut Ravanchi mengakibatkan "pembunuhan mengerikan" atas Qassem Soleimani.
Ravanchi menggarisbawahi "peran penting" Soleimani dalam membantu sejumlah negara untuk melawan dan mengalahkan "kelompok teroris paling berbahaya di dunia", termasuk Daesh atasu ISIS.
Menurutnya, serangan udara AS yang menewaskan Soleimani jelas menyangkal klaim Amerika Serikat bahwa mereka benar-benar memerangi terorisme.
Penasihat Keamanan Nasional AS Robert O'Brien, dalam pernyataan lain memperingatkan pembalasan oleh Teheran atas kematian Qassem Soleimani bakal menjadi keputusan sangat buruk.
Meski tidak menunjukkan kutukan atau kecaman keras atas operasi militer AS terhadap Qassem Soleimani, Ketua Komite Urusan Luar Negeri DPR AS Eliot Engel, menyebut Trump tak meminta persetujuan Kongres sebelum menyerang.
Sebaliknya, Eliot Engel malah menggambarkan Qassem Soleimani sebagai dalang kekerasan luar biasa yang membahayakan kepentingan AS.
Menurut Engel, keputusan eksekutif Trump tanpa persetujuan Kongres itu bisa menimbulkan masalah hukum serius dan menghina Kongres sebagai cabang kekuasaan di AS yang setara pemerintah.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, mengutuk pembunuhan Soleimani sebagai tindakan terorisme internasional.
Bagi Javad, AS memikul tanggung jawab untuk semua konsekuensi dari petualangan jahatnya di Timur Tengah dan dunia pada umumnya.
Ayatollah Ali Khamenei telah memperingatkan pembalasan keras sedang menunggu, dan semua musuh harus tahu jihad melawan AS akan semakin berlipat ganda. (Tribunjogja.com/xna/Setya Krisna Sumargo)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Kali Pertama dalam Sejarah, Bendera Merah Simbol Kemarahan Berkibar di Kubah Masjid Qom Iran