Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Donald Trump Mendadak Menarik Diri dari Peluang Perang, Ini 5 Info Dibalik Konflik Iran Vs Amerika

Semakin memanasnya ketegangan antara Amerika dan Iran dalam sepekan terakhir, nampaknya menemukan fakta baru.

Business Insider
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump 

Lebih jauh lagi, Presiden Trump mengklaim Iran telah “mengendurkan kekuatan militernya”.

Meskipun sebelumnya menyatakan siap berperang.

Ia pun memberikan sinyal ajakan damai. “Amerika Serikat siap berdamai dengan siapapun yang berupaya mencari kedamaian.”

Diputar Setiap Natal, Ternyata Donald Trump Jadi Figuran di Film Home Alone 2, ini Penjelasan Trump

Balas dendam di Rabu subuh

Rabu (08/01) pagi waktu Irak, Iran membalaskan dendam atas kematian komandan militer terkuatnya yang tewas dibunuh atas perintah Presiden Trump.

Rudal balistik ditembakkan ke markas militer Amerika di Irak.

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei di hadapan warga Iran yang meneriakkan “Amerika harus mati”, menyebut balasan Iran itu sebagai “tamparan” bagi Amerika dan desakan agar tentara Amerika angkat kaki dari Timur Tengah.

Meskipun begitu, nihilnya korban jiwa dari pihak Amerika membuat sejumlah diplomat Amerika dan Eropa yang tak mau disebutkan namanya, berasumsi lain.

Kepada kantor berita Reuters, mereka meyakini Iran memang sengaja menyasarkan rudalnya agar tidak mengenai tentara Amerika.

“Iran ingin menunjukkan bahwa mereka tidak terima atas kematian komandan militernya, tapi juga tidak mau kondisi semakin memanas”.

Kematian Jenderal Qassem sebagai pemantik

Ketegangan antara Amerika dan Iran memuncak setelah Amerika, atas perintah Presiden Trump, meluncurkan serangan roket yang menewaskan Komandan Pasukan Quds, Qassem Soleimani, Kamis (02/01).

Soleimani dianggap sebagai tokoh militer terkuat Iran dan berada di posisi kedua dalam alur kekuasaan di Iran, tepat di bawah Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.

 
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif (NPR.ORG)

Pentagon menyebut serangan atas Soleimani adalah “upaya pertahanan” Amerika untuk melindungi para diplomatnya.

Soleimani dituding “rencanakan berbagai serangan atas diplomat AS”, salah satunya serangan dan pembakaran terhadap Kedubes AS di Baghdad, Irak, 31 Desember lalu.

Pasukan Quds yang dipimpin Soleimani juga masuk dalam daftar “Organisasi Teroris Asing” yang dirilis Amerika, karena dianggap terkait dengan Hezbollah dan Hamas.

Pemerintahan Presiden Trump mengungkapkan Pasukan Quds terlibat dalam sejumlah serangan yang tewaskan lebih 600 tentara Amerika pada tahun 2003 hingga 2011.
Sumber: Tribunnews.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved