Wacana Provinsi Solo Raya
Mengapa ada Kepala Daerah yang Menolak Ide Provinsi Solo Raya? Ini Kata Pengamat
Mengapa ada Kepala Daerah yang Menolak Ide Provinsi Solo Raya? Ini Kata Pengamat
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Aji Bramastra
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO -
Bupati Karanganyar, Juliyatmono, sempat melontarkan wacana pembentukan Provinsi Solo Raya beberapa waktu lalu.
Nah, setelah sempat ramai, ide ini pun akhirnya kembali memudar beberapa waktu belakangan.
Beberapa kepala daerah dan elemen masyarakat, malah menyuarakan penolakan.
Wakil Direktur Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Solo (UMS), Farid Wajdi, menganggap adanya penolakan terhadap wacana pembentukan provinsi Solo Raya, sebagai hal yang wajar.
• Bupati Juliyatmono Klaim Jokowi Setuju Pembentukan Provinsi Solo Raya saat Jabat Wali Kota Solo
• Anggota Keluarga Cendana Terlibat MeMiles, Ini Inisial yang Disebut Polda Jatim
"Kalau ada yang tidak setuju biasa, ada masyarakat yang tidak setuju biasa, ada tokoh yang tidak setuju biasa itulah yang disebut political will," terang Farid kepada TribunSolo.com, Kamis (16/1/2020).
"Ada yang punya keinginan, ada yang tidak punya, kemudian saling mempengaruhi siapa yang besar pengaruhnya itu yang menang," imbuhnya membeberkan.
Farid mengatakan, sejumlah tokoh maupun kepala daerah belum berani bersuara lantang soal pembentukan Provinsi Solo Raya bukan tanpa alasan.
Kondisi itu dapat dilihat sebagai suatu hal yang biasa.
"Itu biasa kalau semua diam, karena memang tidak begitu pahan keuntungan spesifik yang akan didapatkan wilayahnya," kata dia.
Farid memahami kerisauan Pemerintah Kabupaten Karanganyar yang getol menyuarakan pembentukan Provinsi Solo Raya.
Apalagi, mereka berada di sisi paling timur Provinsi Jawa Tengah yang notabene 'jauh' dari tangan Pemerintah Provinsi.
"Perasaannya sebagai Jawa Tengah paling timur itu sangat merasakan kurang begitu diperhatikan oleh provinsi, sehingga mesti gregetan," pungkasnya. (*)