Bahas soal Akhir Dunia, Begini Perdebatan Sengit Petinggi Sunda Empire dan Budayawan
Perdebatan cukup sengit terjadi antara Rangga Sasana sebagai petinggi Sunda Empire, dan budayawan sekaligus anggota DPR RI, Dedi Mulyadi.
TRIBUNSOLO.COM - Perdebatan cukup sengit terjadi antara Rangga Sasana sebagai petinggi Sunda Empire, dan budayawan sekaligus anggota DPR RI, Dedi Mulyadi.
Melansir dari video yang diunggah channel Youtube iNews, Senin (20/1/2020), topik yang mereka perdebatkan adalah soal akhir dunia dan kedudukan Sunda Empire.
Rangga Sasana secara lugas membeberkan akhir dunia yang konon disebut Sunda Empire akan terjadi pada 15 Agustus 2020.
Menurtunya, tanggal 15 Agustus 2020 adalah hari berakhirnya tatanan perundang-undangan agraria.
"Tanggal 15 Agustus 2020 adalah lahirnya tatanan perundang-undangan agraria berakhir," pungkas Rangga Sasana, petinggi Sunda Empire.
"Apa yang menyebabkan berakhirnya ?" tanya pembawa acara.
"Ada perjanjian dari sertifikat W.A. Di mana internasional ini menetapkan tatanan persil C. Itu adalah kontrak 75 tahun sejak dibentuknya yang dipimpin oleh Vatikan," ucap Rangga Sasana.
Karenanya menurut Rangga Sasana, semua negara harus mendaftarkan kembali negara mereka di Bandung guna memperpanjang meneruskan sebuah negara.
"Tatanan bumi harus ditata ulang itu artinya daftar kembali. Contoh PBB, Bandung itu penggerak dan pelaku daripada pembuatannya," imbuh Rangga Sasana.
Mendengar penjelasan Rangga Sasana soal berakhirnya tatanan dunia pada 15 Agustus 2020, Dedi Mulyadi pun tersenyum.
Ia lantas mengurai penjelasan versinya soal berakhirnya dunia.
Menurut Dedi Mulyadi, ada hal penting yang harus dilakukan masyarakat guna memperbaiki bumi.
"Dunia ini hari ini sedang menghadapi perubahan iklim. Perubahan iklim lah yang menjadi tugas pokok kita kalau ingin memperbaiki bumi," pungkas Dedi Mulyadi.
• Tanggapi Peryataan Ridwan Kamil, Petinggi Sunda Empire: Gubernur Tidak Paham tentang Sunda Empire
• Terungkap Fakta Baru Keraton Agung Sejagat, Bukan Keturunan Mataram hingga Dikeluarkan Sunda Empire
Dedi Mulyadi lantas menyebutkan tiga hal penting yang bisa dilakukan untuk memperbaiki bumi.
"Caranya bagaimana ? Ya kita sebagai orang Indonesia, satu hutan kita harus dipertahankan, jangan terus menerus ditebang. Kedua kita harus banyak menanam pohon," ucap Dedi Mulyadi.