Bahas soal Akhir Dunia, Begini Perdebatan Sengit Petinggi Sunda Empire dan Budayawan
Perdebatan cukup sengit terjadi antara Rangga Sasana sebagai petinggi Sunda Empire, dan budayawan sekaligus anggota DPR RI, Dedi Mulyadi.
"Ketiga adalah, seluruh aspek pembangunan harus diselaraskan dengan kepentingan lingkungan. Inilah barangkali kalau kita ingin memperbaiki bumi. Karena ini yang menjadi tantangan kita hari ini," sambungnya.
Penjelasan yang diucap Dedi Mulyadi itu rupanya disanggah oleh petinggi Sunda Empire.
Dengan nada tegas, Rangga Sasana menyebut bahwa Dedi Mulyadi sebetulnya hanya memahami Sunda dalam artian yang sempit.
"Gini Kang Dedi ya, ini pesan-pesan yang bisa diungkapkan ke Kang Dedi, sebagai salah satu budayawan Sunda.
Anda adalah memahami Sunda itu dalam arti yang sempit," pungkas Rangga Sasana.
Melanjutkan komentarnya, Rangga Sasana menyebut bahwa Sunda sebenarnya adalah bagian dari keseluruhan bumi.
"Sunda ini adalah tatanan bumi, keseluruhan seluruh bumi. Kalau misalkan itu bisa dilaksanakan di sini ya bagus, bagi tugas lah ya," imbuh Rangga Sasana.
Petinggi Sunda Empire itu pun menyebut bahwa organisasinya hanya ingin menyelamatkan bumi.
Rangga Sasana menganggapi penjelasan Dedi Mulyadi terkait cara-cara memperbaiki bumi seperti memelihara hutan.
Ia mengaitkannya dengan pembuatan nuklir yang tengah digencarkan 10 negara di dunia.
"Kami menyelamatkan azas bumi yang tidak bisa dikerjakan oleh Kang Dedi.
Contoh sekarang adalah, hutan dipelihara tapi ramai-ramai 10 negara menghasilkan nuklir. Bagaimana ? Itu harus dipikirkan," ucap Rangga Sasana.
Mendengar debat yang diurai Rangga Sasana, Dedi Mulyadi pun tersenyum.
Dedi Mulyadi justru memberikan jawaban bijak terkait dengan kewenangan negara yang telah memiliki pemerintahan.
"Ini negara, Pak Rangga, negara ini sudah terbagi dalam wilayah teritori yang ada pemerintahannya, ada sistemnya.