Pilkada Solo 2020
Sosok Joko Santosa yang Diisukan Jadi Wakil Gibran, Saudagar Sukses yang Jual Mesin sampai Jerman
Joko Santosa (44) yang sempat diisukan siap menjadi pendamping Bakal Calon Wali Kota, Gibran Rakabuming Raka merupakan sosok saudagar sukses.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Sosok Joko Santosa (44) yang sempat diisukan siap menjadi pendamping Bakal Calon Wali Kota, Gibran Rakabuming Raka merupakan sosok saudagar sukses.
Kesuksesannya itu dibuktikannya dengan merambah pasar ekspor lewat usaha manufaktur mesin pengepakan rokoknya.
Jerman menjadi negara tujuan ekspor usaha Joko yang dinamainya CV Mitra Sentosa Mandiri.
"Kita sudah mengekspor mesin ke Hamburg Jerman," ujar Joko kepada TribunSolo.com, Rabu (29/1/2020).
• Sempat Diisukan Jadi Calon Wakilnya Gibran di Pilkada Solo 2020, Ini Kisah Pengusaha Joko Santosa
Tak hanya pangsa pasar ekspor, mesin berkapasitas produksi 180 pack rokok per menit buatan Joko juga telah digunakan sejumlah perusahaan rokok Indonesia.
Di antaranya, PT Gudang Baru Berkah dan CV Megah Sejahtera di Malang.
"Sudah banyak dipakai perusahaan rokok di Jawa Timur, perusahaan rokok Gudang Baru yang buat Red Mild dan Red Bold, lalu ada Cakra Group dan Megah Sejahtera," tutur Joko.
"Banyak sekali, termasuk di daerah Bandung," imbuhnya.
• Kisah Bos Mesin Rokok yang Diisukan Wakilnya Gibran, Bangun Bisnis di Garasi hingga Ekspor ke Jerman
Joko mengungkapkan awal usaha manufaktur mesin pengepakan rokoknya dirintis di garasi rumah.
"Awalnya usaha itu saya rintis di garasi rumah saya saat ini," ungkap Joko.
"Seiring berjalannya waktu, garasi rumah tidak lagi memungkinkan untuk mengembangkan bisnisnya apalagi untuk lembur," imbuhnya membeberkan.
Pembuatan spare part mesin menjadi hal awal yang dikerjakan Joko saat merintis usahanya.
• Pengusaha Bernama Joko Santosa Ungkap Tak Ada Niat Jadi Wakilnya Gibran, Tapi Inilah Alasannya
Itu dilakukannya dengan mengandalkan bahan-bahan bekas bernilai Rp 25 juta sampai Rp 50 juta.
Pembelian bahan mengandalkan modal awal dari bank yang ia angsur secara bertahap.
Bahan-bahan yang telah dibeli kemudian diolah di garasi rumah Joko.
Meski harus mengerjakan pembuatan itu di garasi rumah, tetangga sekelilingnya tak merasa terganggu.
"Tetangga tidak mengeluh, dulu saat saya mengerjakan produksi di garasi rumah," tutur Joko.
• Perangi Hoax, Gibran Putra Jokowi Ajak Tangan Warganet Solo Tak Gatal Sebarkan Berita Tidak Benar
Ia juga sempat menyewa sebuah rumah sekitar 350 meter selatan rumahnya untuk dijadikan gudang.
Tahun 2010, Joko memilih untuk membangun tempat usahanya di daerah Ringroad Utara Solo.
Disaat yang bersamaan, ia juga mulai mencoba impor bahan baku yang dapat dirakitnya sendiri di Indonesia.
"Kantor yang sekarang itu mulai dibangun tahun 2010, dan baru pindah kesana sekira tahun 2011," kata Joko.
"Tahun 2010, saya juga sudah mulai mencoba impor tapi completely knock down, bahan-bahan yang dibeli bisa kita rakit di Indonesia," tambahnya.
Joko perlahan mempelajari dan mengembangkan bahan-bahan impor yang telah dibelinya.
• Reaksi Gibran Putra Jokowi Dapati Fotonya Disandingkan dengan Joko Santosa Bertebaran di Solo
"Dari situ mulai mengembangkan, kita pelajati kelemahan mesini ini apa, lalu coba kita perbaiki," ujar dia.
"Konsep dasar mesin saat itu sudah ketinggalan, yang kita impor teknologi tahun 1970, yang pada akhirnya kita coba buat desain baru, benar benar kita rubah dengan teknologi terbaru," imbuhnya.
Perlahan usaha manufaktur mesin pengepakan rokok yang dirintisnya mulai bisa membuat sebuah mesin.
"Kami mulai buat sendiri mesin tahun 2014, dengan pertimbangan waktu itu nilai dollar sudah di angka kisaran Rp 8.500 atau Rp 8.700," terang Joko.
"Lalu dollar terus naik di angka Rp 11 ribu, saya kemudian memprediksi itu akan terus naik dan memutuskan harus bisa membuat sendiri," tandasnya. (*)