Virus Corona
Profesor di Harvard Yakin Sudah Ada yang Terinfeksi Virus Corona di Indonesia, Ini Alasannya
Profesor di Harvard Yakin Sudah Ada yang Kena Virus Corona di Indonesia, Ini Penjelasan Ilmiahnya
TRIBUNSOLO.COM - Bencana wabah Virus Corona di Wuhan, China, belum menunjukkan tanda-tanda mereda.
Hingga hari ini, virus ini sudah menginfeksi 75.000 orang, dan menelan korban jiwa sebanyak 2.012 orang.
• Pemerintah China Minta Warganya Donasikan Darah untuk Menolong Pasien Virus Corona
• Menlu Retno Marsudi Sebut 3 WNI Kru Kapal Pesiar Diamond Princess Positif Corona
Virus ini menyebar tidak hanya di China, tapi juga ke sejumlah negara lain, bahkan hingga ke Benua Eropa.
Menariknya, Pemerintah Indonesia hingga hari ini mengumumkan tak ada satu pun kasus positif terinfeksi Virus Corona yang ditemukan di Indonesia, sejak virus ini muncul Desember 2019 lalu.
Kenyataan ini menjadi sorotan bagi Profesor Marc Lipsitch, seorang pakar penyakit menular di Harvard University, kampus bergengsi di Amerika Serikat.
Dilansir The Daily Mail, Profesor Lipsitch tidak yakin klaim Pemerintah Indonesia benar adanya.
Ia meyakini, ada kasus terinfeksi Virus Corona di Indonesia.
Yang jadi alasan Lipsitch adalah, Indonesia menjadi salah satu negara yang mendapat kunjungan langsung terbanyak dari Wuhan, China.
Indonesia berada di posisi 6, sebagai negara yang paling banyak menerima kunjungan langsung dari Wuhan.
Pada November dan Desember, diperkirakan sebanyak 100.000 orang masuk ke Indonesia, dari Wuhan, menurut laporan Al Jazeera.
"Bisa saja di sana nihil kasus ditemukan, tapi rasanya itu mustahil, semestinya ada banyak," ujar Marc Lipsitch.
Dengan fakta banyaknya orang yang masuk ke Indonesia dari Wuhan, Lipsitch dan tim ilmuwan lain memperkirakan, setidaknya ada lima orang positif terinfeksi virus Corona di Indonesia.
Lipsitch mengatakan, pencegahan dengan melakukan alat thermal scanners di Bandara, sebagai hal yang tak membantu banyak.
Ia pun mengingatkan, pada 5 Februari 2020, seorang warga China positif terinfeksi Corona, setelah terbang dari Bali.
Hasil penelitian menyebut, pasien itu sakit 8 hari setelah tiba dari Bali.