Resep Sukses Ala Rektor UNS Jamal Wiwoho, Tak Malu Bertanya, Jika Sudah Bisa Tak Seolah-olah Pintar
Perjalanan karir Rektor Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo, Prof Jamal Wiwoho berwarna.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
Belum berakhir, pada 2009 Jamal juga menjadi peneliti penyaji terbaik dari Direktur DP2M Dikti.
• Ini Analisis Pengamat UNS Solo soal Penundaan Rekomendasi PDIP yang Akan Pilih Gibran atau Purnomo
Jamal menuturkan dirinya tidak pernah menyangka mendapat kesempatan untuk merasakan tampuk tertinggi di sejumlah instansi seusai mentas dari UNS Solo.
Inspektorat Jenderal Kemenristekdikti dan Rekor UNS Solo menjadi jabatan yang tidak disangka-sangka akan diemban Jamal.
"Saya juga tidak pernah bermimpi menjabat sebagai Irjen pada tahun 2015, pejabat eselon I di Jakarta, saya tidak punya mimpi jadi rektor di Manado, padahal saya belum pernah ke Manado bisa ditunjuk jadi rektor di sana," tutur dia.
"Apalagi rektor sekarang ini, saya di UNS 4 tahun lebih sedikit pernah tidak aktif sebagai dosen UNS," tambahnya.
• Kisah Kim Pasien Virus Corona, Awalnya Merasa Sekujur Tubuh Sakit tapi Kini Bisa Sembuh Total
Mantan Irjen Kemenristekdikti itu merasa sejumlah jabatan yang pernah dan sedang diembannya kini sebagai anugrah dari Allah.
"Jadi anugerah ini saya syukuri dengan sebuah kompensasi bagaimana kemudian saya ini menjalani jabatan sebagai rektor penuh keseriusan, dengan penuh kesungguhan," ujar Jamal.
"Itu juga dengan nilai-nilai kebersamaan, khususnya dengan rekan-rekan para pimpinan, para pendahulu di UNS, semua stakeholder UNS," imbuhnya.
Jamal mengatakan jabatan yang pernah dan saat ini diembannya menjadi sarana untuk menempa diri dan memperkaya wawasannya.
"Saya tidak malu bertanya mana kala saya belum tahu, kalau sudah tahu saya berusaha tidak seolah-olah pintar atau minteri," tandasnya.
(*)