Berita Sukoharjo Terbaru
Ada 30 Kasus DBD sejak Awal 2020 di Sukoharjo, Tak Ada Korban Meninggal Dunia
Memasuki musim penghujan, Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo, mewaspadai penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Memasuki musim penghujan, Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo, mewaspadai penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Per Januari hingga awal Maret 2020, puluhan orang dirawat karena penyakit yang disebabkan nyamuk Aedes Aegypti itu.
Menurut Kasi Pengendalian Penyakit dan Pengendalian Lingkungan (P2PL) DKK Wonogiri, Bejo Raharjo, sejauh ini tercatat ada 30 orang yang terkena DBD.
• Saat Demam Sebaiknya Kompres dengan Air Hangat atau Air Dingin, Ini Penjelasannya
"Data dari awal tahun hingga saat ini, kami mencatat ada 30 kasus," katanya saat dikonfirmasi TribunSolo.com, Selasa (10/3/2020).
Dari 30 kasus tersebut, paling banyak ditemukan di Kecamatan Bendosari yakni berjumlah 7 orang.
Sehingga dari data tersebut kemungkinan besar akan terus bertambah, seiring dengan kondisi cuaca saat ini.
Beruntung, sejauh ini tidak ada korban jiwa yang disebabkan virus DBD.
"Tidak ada korban meninggal karena kasus DBD," imbuhnya.
• Menkes Terawan Sebut DBD Justru Jadi Penyakit yang Lebih Mematikan daripada Corona
Lebih lanjut, Bejo mengatakan, selama ini pihaknya juga sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui rumah sakit dan puskesmas-puskesmas pembantu.
Selain itu juga melakukan penyelidikan epidemiologi, penanggulangan fokus di daerah terjangkit, penyediaan logistik abate dan insektisida.
"Pemantauan jentik nyamuk juga dilakukan oleh kader pemantau jentik di 36 desa berisiko tinggi."
"Dan membuat gerakan satu rumah satu juru pemantau jentik (Jumantik) untuk mengawasi jentik di rumah masing-masing," jelasnya.
• Cara Mencegah Demam Berdarah Dengue (DBD), Simak 3 Tips Mencegahnya saat Musim Hujan
Selain itu penggunaan teknologi tepat guna dengan pemasangan ovitap (perangkap telur nyamuk) dari barang bekas untuk mengurangi populasi nyamuk.
Pihaknya juga meminta agar masyarakat melakukan tindakan PSN dan menjaga pola hidup sehat.