Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Solo KLB Corona

Mohon ke Bupati Sukoharjo, Perhimpunan Hotel yang Bisnisnya Dihantam Corona Minta Keringanan Pajak

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sukoharjo telah mengirimkan surat permohonan keringanan pajak hotel kepada Pemkab Sukoharjo.

Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Asep Abdullah Rowi
TRIBUNSOLO.COM/AGIL TRI
Ilustrasi : Kawasan di Solo Baru yang menjadi pusat perhotelan dan bisnis di Kabupaten Sukoharjo, Jumat (24/5/2019). 

Laporan Wartawan TribunSolo.com. Agil Tri

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sukoharjo telah mengirimkan surat permohonan keringanan pajak hotel kepada Pemkab Sukoharjo.

Ketua PHRI Sukoharjo, Oma Nuryanto hal tersebut dilakukan mengingat lesunya perekonomian di sektor pariwisata yang berimbas pada pendapatan hotel selama pandemi Corona.

"Kami memohon ke Pemkab Sukoharjo untuk mengurangi pajak hotel," aku dia kepada TribunSolo.com, Jumat (3/4/2020).

Imbas Corona, 50 Persen Karyawan 23 Hotel di Sukoharjo Dirumahkan, Gaji yang Masih Bekerja Disunat

"Kita sudah bersurat, mungkin sudah berproses," katanya mengharapkan.

Sejumlah pajak yang dimohonkan PHRI Sukoharjo untuk dipotong meliputi pajak hotel bulanan, pajak air, dan PBB.

Sementara fasilitas hiburan yang dimiliki hotel seperti karaoke dan tempat SPA juga sudah diliburkan berdasarkan SE dari Bupati Sukoharjo.

Bisnis Hotel di Sukoharjo Dihantam Corona, Ada Hotel 10 Lantai Tapi yang Dioperasikan Hanya 2 Lantai

"Kalau fasilitas hiburan seperti karaoke dan SPA sudah kami liburkan, harusnya pajaknya juga berhenti," imbuhnya.

Minimnya tamu hotel yang masuk serta dibatalkannya sejumlah kegiatan di hotel, membuat pemasukan hotel merosot drastis.

Langkah penghematan dilakukan manajemen hotel dengan mengurangi jumlah operasional lantai hotel.

Imbas Pandemi Corona, 1 dari 23 Hotel di Sukoharjo Berhenti Beroperasi

Penghematan penggunaan listrik, bahkan ada sejumlah hotel yang menurunkan daya listriknya hingga merumahkan karyawan, untuk menekan pengeluaran hotel.

"Dampak pandemi ini luar biasa sekali, sejumlah acara terpaksa ditunda atau dibatalkan," terang dia.

"Ada karyawan di Hotel yang terpaksa di rumahkan terlebih dahulu," jelasnya.

Di Sukoharjo sendiri terdapat 23 hotel dengan berbagai kelas/bintang, bahkan satu di antaranya terpaksa harus berhenti beroperasi.

Dia berharap, kondisi seperti ini bisa segera berakhir agar perputaran ekonomi kembali normal. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved