Solo KLB Corona
Kisah Dokter Tangani Pasien Corona di Solo, Tak Hanya 'Bersenjata' APD, Doa Pun Tak Pernah Putus
Melati langsung mengemban tugas penanganan pasien di bangsal isolasi Covid-19 pada Maret 2020, bahkan sempat khawatir karena batuk dan pilek.
Penulis: Adi Surya Samodra | Editor: Asep Abdullah Rowi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Setiap detik, Melati bukan nama sebenarnya, harus bisa menahan rasa takut dan khawatir.
Dokter cantik 27 tahun yang sedang mengambil sekolah spesialis atau Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi itu, menjadi garda terdepan penanganan pasien Covid-19 di Kota Solo.
Melati mendapat kesempatan merawat salah seorang pasien positif Covid-19 yang dirawat di ruang isolasi rumah sakit rujukan di Solo.
"Awal-awal khawatir, namanya juga penyakit yang sangat cepat menular, rasa khawatir pasti ada," tutur dia menceritakan pengalamannya kepada TribunSolo.com, Kamis (9/4/2020).
• Aksi Bubarkan Pembeli di Shi Jack Viral, Wali Kota Solo Tak Larang Berjualan, Asal Penuhi Syarat Ini
• Santri Asal Kendal Dinyatakan Positif Covid-19 Usai Bepergian dari Solo, Begini Reaksi Pemkot Solo
Memang tidak mudah berada di garda terdepan penanganan Covid-19, karena harus bertaruh semuanya, baik tenaga hingga jiwa.
Mengingat selama beberapa minggu ini, tenaga medis mulai dokter dan perawat 'harus' rela berkorban jiwa dan raga karena terpapar virus yang berasal dari Wuhan, China tersebut.
Ya, Melati mengaku langsung mengemban tugas penanganan pasien di bangsal isolasi Covid-19 pada Maret 2020.
Dia tidak hanya melengkapi dengan 'senjata' medis seperti alat pelindung diri (APD), tetapi senantiasa tidak putus memanjatkan doa kepada Tuhan YME setiap langkah dalam menangani pasien terebut.
"Tapi InsyaAllah dengan APD yang lengkap, dengan doa dan imunitas tubuh yang baik, berserah saja yang penting bisa menangani pasien seoptimal mungkin," kata dia.
"Jadi pengalaman ke depannya, bisa cerita ke teman-teman kita yang lain," imbuhnya.
• Dua Pekan Solo KLB Corona, Pemkot Klaim Karantina Mandiri Berhasil, 1 Pasien Positif Corona Sembuh
• Saat Wali Kota Solo Kirim Surat untuk Siswa yang Belajar di Rumah Akibat Corona, Begini Pesannya
Sempat Batuk dan Pilek
Melati sempat mengalami gejala batuk dan pilek setelah menangani pasien positif Covid-19.
"Ada batuk dan pilek, jadinya sempat diistirahatkan selama seminggu," tuturnya.
Akibatnya, dia harus melakukan isolasi mandiri di kost dan menjalani serangkaian pemeriksaan medis.
"Itu pas sekali, setelah memegang pasien Covid-19, timbul gejala itu, rasanya khawatir sekali, saya positif tidak, ya, itu sambil nunggu hasil swab," ucap dia.
Saat itu Melati harus melewati pengecekan darah, CT Scan, dan pengambilan swab tenggorokan.
"Selama isolasi patuh misalnya disuruh stay at home, ya, tidak kemana-mana," kata dia.
• Ada Berkah di Balik Corona Mewabah, UNS Solo Siapkan Karpet Merah Bagi 1.720 Pendaftar Lolos SNMPTN
• Ruang Isolasi Pasien Corona Overload, RSUD Dr Moewardi Solo Siapkan Ruang Tambahan Baru
"Makan pun pesan via online, tidak mau ketemu tukang ojek online-nya, ojeknya saya suruh untuk taruh depan kamar, saya tidak ketemu dia, menjaga kontak," imbuhnya.
Bahkan dia harus menanti hasil swab tenggorokannya selama 5 sampai 7 hari.
"Hasil cek darah dan rontgen-nya normal, dan hasil swabnya negatif," ucap dia.
Setelah hasil keluar, dia pun baru diperkenankan bertugas kembali meski harus berganti bagian.
"Itupun atas izin tim SARI," kata Gloria.
"Sebenarnya sehabis dari bagian paru ke bagian lain, ke bagian lain, tenaga kesehatan lainnya juga khawatir," tandasnya. (*)