Merapi Erupsi Lagi
Pasca-Erupsi pada Jumat Pagi, Aktivitas Merapi Terpantau Landai
Pasca Gunung Merapi mengalami erupsi, Jumat (10/4/2020) lalu pukul 09.10 WIB, aktivitas gunung tersebut landai.
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI – Pasca Gunung Merapi mengalami erupsi, Jumat (10/4/2020) lalu pukul 09.10 WIB, aktivitas gunung tersebut landai.
Ketua Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Kecamatan Selo atau Jaringan Informasi Lingkar Merapi (Jalin Merapi), Muji.
“Menurut laporan pengamatan aktivitas Gunung Merapi pascaerupsi per 11 April 2020 pukul 12.00 WIB sampai 18.00 WIB, aktivitas landai seperti biasa, tidak ada aktivitas Merapi yang menonjol,” ungkap Muji , Sabtu (11/04/2020).
• Erupsi Gunung Merapi Bisa Dilihat Jelas dari 3 Desa di Klaten, Warga Tetap Beraktivitas Biasa
Muji menerangkan hasil pengamatan Gunung Merapi secara meteorologi,
“Cuaca di sekitar Merapi mendung. Tercatat, angin bertiup lemah ke arah timur dangan suhu udara 20-24 °C, kelembaban udara 68-75 persen, dan tekanan udara 654.2-689.9 mmHg," jelasnya.
Pengamatan secara visual, Gunung Merapi mengalami kabut 0-III atau gunung tak terlihat.
“Yang artinya Merapi tertupi kabut tebal, jadi asap kawah tidak teramat,” ucap Muji.
• Benarkah jika Abu Letusan Gunung Merapi Bisa Lenyapkan Virus Corona? Ini Penjelasan Pakar Geologi
Berdasarkan pengamatan kegempaan Gunung Merapi, Merapi mengalami dua kali hembusan dam satu kali tektonik jauh.
“Dua hembusan berskala amplitudo 2 hingga 5 milimeter dengan durasi durasi sekitar 21,9 sampai 23.3 detik, dan satu kali tektonik jauh dengan amplitudo 8 milimeter dengan durasi 37,7 detik,” ujar Muji.
Muji mengatakan ada 4 kesimpulan yang keluar dari hasil pengamatan aktivitas Gunung Merapi hari ini.
“Pertama, Potensi ancaman bahaya saat ini berupa luncuran awan panas dari runtuhnya kubah lava dan jatuhan material vulkanik dari letusan eksplosif,” kata Muji.
Poin kedua adalah masyarakat diminta tidak ada aktivitas dalam radius 3 km dari puncak Gunung Merapi.
“Yang ketiga masyarakat dapat mengantisipasi bahaya abu vulkanik dari kejadian awanpanas maupun letusan eksplosif,” lanjut Muji.
Point yang terakhir yaitu masyarakat tetap waspaai terhadap bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di sekitar puncak Gunung Merapi. (*)