Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Virus Corona

WHO Sebut Virus Corona Lebih Mematikan dari Flu Babi, Begini Perbandingan Angka Kematiannya

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa virus corona 10 kali lebih mematikan daripada flu babi.

Editor: Noorchasanah Anastasia Wulandari
ecommunity.com
Virus Corona, menjadi pandemi dunia yang telah menelan korban jiwa yang sangat masif. Hingga kini, WHO belum resmi mengumumkan Klorokuin bisa menyembuhkan penyakit dari Virus Corona atau Covid-19. 

TRIBUNSOLO.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa virus corona 10 kali lebih mematikan daripada flu babi.

Pihak WHO menekankan bahwa vaksin sangat dibutuhkan untuk sepenuhnya menghentikan pandemi Covid-19 ini.

Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pihaknya masih terus mempelajari virus baru SARS CoV-2 ini.

"Kami tahu bahwa Covid-19 menyebar dengan cepat, dan kami tahu itu mematikan, 10 kali lebih mematikan daripada pandemi flu 2009 (flu babi)," katanya dikutip dari Straits Time, Senin (13/4/2020).

Update Corona Global per 14 April: Kasus Meninggal di AS Capai 23 Ribu Orang, Italia Tertinggi Kedua.

Flu babi atau H1N1 pertama kali ditemukan di Meksiko dan Amerika Serikat pada 2009 silam.

WHO mengatakan, sebanyak 18.500 orang meninggal karena flu babi.

Namun, petugas medis Lancet memperkirakan jumlah korban antara 151.700 hingga 575.400.

Diduga Bosan dan Depresi, Turis Bali Nekat Mantai saat Pandemi Corona, Ada yang Sampai Lompat Pagar

Tinjauan Lancet ini berdasarkan perkiraan kematian di Afrika dan Asia Tenggara yang tidak diperhitungkan oleh WHO.

Wabah itu dinyatakan sebagai pandemi pada Juni 2009 dan dipertimbangkan pada Agustus 2010, ternyata tidak mematikan seperti yang ditakutkan pertama kali.

Vaksin untuk wabah ini juga sudah ditemukan.

Namun, Eropa dan WHO dikritik karena bereaksi terlalu berlebihan padahal setiap tahunnya ada epidemi influenza yang menewaskan 250.000 hingga 500.000 orang itu.

Nasib Puluhan Warga di Bogor yang Baru Tahu Tetangga Meninggal karena Corona, Berpotensi Jadi ODP

Senin (13/4/2020) lalu, Tedros mengeluhkan penggandaan kasus yang terjadi pada sejumlah negara setiap tiga atau empat hari.

Dia menekankan bahwa jika negara-negara ini mau berkomitmen untuk menemukan kasus lebih cepat, menguji, mengisolasi dan merawat serta melacak pasti bisa mengendalikan pandemi Covid-19.

Setidaknya lebih dari setengah populasi bumi tinggal di rumah demi menghindari penularan Covid-19.

Menurut Worldometers pada Selasa (14/4/2020), dunia telah mencatatkan 1.924.662 kasus Corona.

Sementara itu jumlah kematian mencapai 119.691 dan angka kesembuhan sebanyak 445.005.

Amerika Serikat memiliki jumlah infeksi dan kematian terbanyak di dunia.

Kondisi Menhub Budi Karya Sumadi Dikabarkan Makin Membaik, Belum Dipastikan Negatif Corona

Jarak jumlahnya pun sangat jauh dari Spanyol dan Italia, yakni 586.941 untuk jumlah kasus infeksinya sendiri.

"Keterhubungan global kita berarti risiko pengenalan kembali dan kebangkitan penyakit ini akan terus berlanjut," jelas Tedros memperingatkan.

Tedros mengatakan bahwa meski virus corona sangat cepat, namun virus ini juga melambat dengan sangat lambat.

"Dengan kata lain, jalan turun jauh lebih lambat daripada naik," katanya.

Tedros merujuk pada langkah-langkah kontrol harus dilonggarkan secara perlahan dan masih dengan pengamatan yang ketat.

Menurutnya, langkah ketat dalam mengontrol pandemi tidak seinstan itu, butuh waktu untuk benar-benar memastikan.

"Langkah-langkah pengendalian hanya dapat dicabut jika langkah-langkah kesehatan masyarakat yang tepat ada, termasuk kapasitas yang signifikan untuk pelacakan kontak," katanya.

Namun terlepas dari semua upaya kontrol sosial itu, WHO mengakui bahwa vaksin masih menjadi pilihan paling efektif dalam mengendalikan wabah.

Vaksin diperkirakan setidaknya 12 hingga 18 bulan lagi. (Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "WHO Sebut Virus Corona 10 Kali Lebih Berbahaya daripada Flu Babi"

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved