Solo KLB Corona
Fakta-fakta Wonogiri Penyumbang Pemudik Nomor 4 di Jateng, Sudah 44.169 Orang Pulang, Terminal Sunyi
Wonogiri peringkat 4 di Jateng dengan jumlah pemudik 43.100 orang di bawah, Banyumas 73.463 orang, Pemalang 58.517 orang dan Tegal 48.826 orang.
Penulis: Asep Abdullah Rowi | Editor: Naufal Hanif Putra Aji
TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Selama pandemi Corona, Kabupaten Wonogiri menjadi salah satu daerah yang disorot.
Ya, meski ada imbauan tidak pulang kampung, tetapi beberapa minggu ini terus saja warga perantauan di Jakarta dan sekitarnya kembali.
Puncaknya yakni pada tanggal 22 hingga 24 April 2020 seperti yang terlihat di Terminal Induk Tipe A Giri Adipura Wonogiri setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) melarang kegiatan mudik karena untuk memutus pendemi Corona.
Bahkan di lain kesempatan, Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo ikut membuka data pemudik.
Adapun Wonogiri peringkat 4 di Jateng dengan jumlah pemudik 43.100 orang di bawah, Banyumas 73.463 orang, Pemalang 58.517 orang dan Kabupaten Tegal 48.826 orang.
Berikut fakta-fakta setelah larangan mudik oleh Presiden Jokowi bagi warga Wonogiri :
1. Sudah 44.169 Orang Pulang dari Jakarta
Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi melarang mudik untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona.
Larangan yang disampaikan orang nomor satu di Indonesia itu diberlakukan per 24 April 2020.
Namun sayangnya sebagian perantau sudah berbondong-bondong pulang kampung, sebelum pemerintah melakukan larangan mudik.
Dari data di Terminal Induk Tipe A Giri Adipura Wonogiri, ada kenaikan signifikan kedatangan penumpang dari Jakarta dan sekitarnya pada tanggal 22 hingga 24 April 2020.
Sejak arus pulang kampung ini marak dilakukan masyarakat karena dampak pandemi virus Corona, tercatat ada 44.169 orang dari Jakarta dan sekitarnya yang tiba di Wonogiri sejak tanggal 15 Maret 2020 hingga kini.
• Perantau Berbondong-bondong Pulang Kampung, Tapi 24.396 Orang Wonogiri Justru ke Jakarta saat Corona
Sementara orang yang melakukan perjalanan ke Jakarta dan sekitarnya tercatat sebanyak 24.396 orang.
"Pada tanggal 22 April, mulai ada kenaikan kedatangan penumpang dari Jabodetabek sebanyak 927 orang, dan keberangkatan 296 orang," kata Kepala Terminal Induk Tipe A Giri Adipura Wonogiri, Agus Hasto Purwanto, Minggu (26/4/2020).
Padahal sejak 1 April 2020, jumlah rata-rata penumpang yang datang dari Jabodetabek ke Wonogiri di sekitar 300 sampai 800 orang.
"Lalu pada tanggal 23 April, angkanya meroketnya meroket tajam menjadi 2.456 orang, dengan keberangkatan 270 orang." jelasnya.
"Kemudian pada tanggal 24 April menurun sebanyak 1.128 orang yang datang, dan hanya ada 1 orang yang tercatat melakukan perjalanan ke Jabodetabek," imbuhnya membeberkan.
Namun saat aturan larangan pemudik telah berlaku, tercatat ada 25 orang yang tiba di Terminal Induk Tipe A Giri Adipura Wonogiri.
"Melalui 4 bus dari sana (Jakarta)," aku dia.
"Bahkan 17 orang tercatat melakukan perjalanan ke Jabodetabek," jelasnya menekankan.
2. Tapi Ada 24.396 Orang dari Wonogiri Pergi ke Jakarta
Sebelum pemerintah menerapkan larangan mudik, perantau di Jakarta dan sekitarnya berbondong-bondong kembali ke kampung halamannya di Kabupaten Wonogiri.
Sejak arus pulang kampung ini marak dilakukan masyarakat karena dampak pandemi virus Corona, tercatat ada 44.169 orang dari Jabodetabek yang tiba di Wonogiri sejak tanggal 15 Maret - 25 April 2020.
• Curhat Pedagang Terminal Giri Adipura Wonogiri, Beda Rezeki Antara Mudik dan Pulang Kampung Dini
Sementara warga Wonogiri yang melakukan perjalanan ke Jabodetabek tercatat sebanyak 24.396 orang.
Hal ini dikarenakan mandeknya berbagai sektor ekonomi di Jakarta, sehingga para kaum boro memutuskan untuk pulang.
Dari data yang dimiliki Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri, sebanyak 28 persen masyarakat Wonogiri atau sekitar 300 ribu orang adalah perantauan.
Tidak heran, saat pandemi Covid-19 ini, sebanyak 44 ribu orang tercatat kembali ke Wonogiri melalui Terminal Induk Tipe A Giri Adipura Wonogiri.
Namun ada hal unik saat detik-detik pemerintah akan melarang adanya arus mudik.
Dari data yang dihimpun Dinas Perhubungan (Dishub) Wonogiri, meski jumlah kedatangan mengalami kenaikan, namun tidak sedikit pula orang yang melakukan perjalanan ke luar kota.
Yakni ke kawasan merah pusat penyebaran Corona di Jakarta.
Sejak tanggal 19 - 23 April 2020, hampir 300 orang perhari yang melakukan perjalanan ke Jabodetabek melalui Terminal Induk Tipe A Giri Adipura Wonogiri.
Menurut Kepala Terminal Induk Tipe A Giri Adipura Wonogiri, Agus Hasto Purwanto, hal ini disebabkan larangan mudik bertepatan saat menjelang bulan puasa.
• Jokowi Larang Mudik Demi Musnahkan Corona, Tapi 44 Ribu Perantau dari Jakarta Sudah Tiba di Wonogiri
"Karakteristik budaya masyarakat Wonogiri itu masih njawani banget." katanya saat dihubungi TribunSolo.com, Minggu (26/4/2020).
"Mungkin karena memasuki bulan Ramadhan, mereka pada pulang untuk nyekar (nyadran)," imbuhnya membeberkan.i
Agus memperkirakan sejumlah orang yang kembali ke Jabodetabek jelang larangan mudik adalah masyarakat Wonogiri yang sudah menetap di Jabodetabek.
"Jadi setelah acara mereka sudah selesai, mereka kembali lagi ke Jakarta (Jabodetabek), karena memang disana sudah mempunyai rumah sendiri," jelasnya.
3. Terminal yang Jadi Tumpuan Bak Tempat Mati
Pemandangan berbeda terjadi di Terminal Induk Tipe A Giri Adipura Wonogiri paska pemerintah memberlakukan larangan mudik, Minggu (26/4/2020).
Dari pantauan TribunSolo.com, nampak aktivitas di Terminal Induk Tipe A Giri Adipura Wonogiri mati total.
Penurunan aktivitas di Terminal Induk Tipe A Giri Adipura Wonogiri yang biasa ramai dengan pemudik atau kaum perantauan itu terkadi sejak Jumat (24/4/2020).
Ruang tunggu penumpang, warung, lobi, hingga tempat tiket bus tampak sepi orang.
Di tempat transit bus, nampak puluhan bus terparkir berjejer rapi, namun tidak beroperasi.
Hal tersebut dibenarkan Kepala Terminal Induk Tipe A Giri Adipura Wonogiri, Agus Hasto Purwanto.
"Bus AKAP sudah sepi, tapi bus AKDP masih beroperasi dan selalu kita data," katanya kepada TribunSolo.com.
Hal ini dimanfaatkan untuk petugas kebersihan menyemprotkan cairan disinfektan ke seluruh bagian terminal.
• Adipura Wonogiri Bak Terminal Mati Sejak Mudik Dilarang, Pedagang : Jual Soto 1 Mangkok Sudah Hebat
Di bagian kios kantin, nampak hanya ada satu kantin yang masih buka bernama Warung Makan Teh Ana, milik Bili.
Menurut Bili, sejak diberlakukannya larangan mudik oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), sudah tidak ada bus dari luar kota yang masuk.
"Terminal sepi, sudah tiga hari ini," katanya.
"Kalau ada bus yang masuk, itu cuma bus Solo - Pacitan atau Solo - Purwantoro, tapi biasanya cuma lewat saja," imbuhnya.
Bili mengatakan, biasanya ada sekitar 5 warung yang buka, namun sejak awal puasa hanya miliknya saja.
"Saya masih buka karena saya tinggal di sini, dan warung saya 24 jam tidak pernah tutup," jelasnya.
Dia yang sudah hampir 10 tahun berjualan di Terminal Induk Tipe A Giri Adipura, menuturkan kondisi seperti ini baru pertama dia hadapi.
"Sudah tidak ada aktivitas, paling hanya petugas kebersihan, sama mekanik bus saja, tapi mereka jarang jajan di sini," jelasnya.
"Bisa jual satu mangkok soto saja, sudah hebat," terangnya.
Dia berharap, pandemi virus corona ini bisa segera berakhir, agar aktivitas kembali normal.
4. Beda Mudik dengan Pulang Kampung
Adanya fenomena pulang kampung dini rupanya tidak memberikan rezeki yang melipah kepada pedagang di Terminal Induk Tipe A Giri Adipura Wonogiri.
Penjual di Terminal Induk Tipe A Giri Adipura Wonogiri, Bili menuturkan, sejak pertengahan bulan lalu, aktivitas sangat ramai dengan adanya fenomena pulang kampung dini.
Dari data Dinas Perhubungan Kabupaten Wonogiri, sejak tanggal 15 Maret sampai 25 April 2020, tercatat 44.169 orang tiba di Wonogiri, dan 24.396 orang melakukan perjalanan ke luar kota.
"Ya, adanya arus pulang kampung dini itu, terminal jadi ramai, tapi beda kalau mudik Lebaran," katanya Minggu (26/4/2020).
Dia menjelaskan, mudik Lebaran banyak penumpang bus yang jajan di terminal, sedangkan saat pulang kampung ini sangat jarang.
"Kemarin banyak yang turun (penumpang), tapi gak jajan, beda kalau mudik Lebaran," imbuhnya.
Padahal, konsumen utama di kantinnya adalah dari penumpang bus, selain dari sopir atau kernet bus.
Namun, sejak pemerintah memberlakukan larangan mudik, aktivitas di Terminal Induk Tipe A Giri Adipura Wonogiri lumpuh total.
"Biasa Pagi jam 07.00 WIB dan siang jam 13.00 WIB itu ramai aktivitas keberangkatan bus ke Jabodetabek, lalu malam hari banyak bus datang dari Jabodetabek," aku dia.
"Tapi ini sudah tidak ada lagi karena adanya aturan larangan mudik" jelasnya.
Hal ini membuat empat dari lima kantin di Terminal Induk Tipe A Giri Adipura Wonogiri memilih tutup karena tidak ada pelanggan.
Bili mengaku tidak tau lagi harus bagaimana lagi dengan kondisi seperti ini, karena hal seperti ini baru pertama dia alami.
"Sudah tidak ada aktivitas, paling hanya petugas kebersihan, sama mekanik bus saja, tapi mereka jarang jajan disini," jelas dia.
"Bisa jual satu mangkok soto saja, sudah hebat," terangnya.
Dia berharap, pandemi virus Corona ini bisa segera berakhir, agar aktivitas kembali normal. (*)