7 Berita Populer Solo Raya 3 Mei 2020, Kiper Persis Solo Jadi PKL hingga Jual Ginjal karena Corona
Ada berbagai informasi yang trending di tengah-tengah masyarakat di Solo Raya dalam sehari ini Minggu 3 Mei 2020.
Penulis: Asep Abdullah Rowi | Editor: Reza Dwi Wijayanti
TRIBUNSOLO.COM - Ada berbagai informasi yang trending di tengah-tengah masyarakat di Solo Raya dalam sehari ini Minggu 3 Mei 2020.
Di Solo misalnya, informasi update buntut pengusiran 3 perawat akhirnya berhenti, karena RSUD Bung Karno batal melaporkan ke Polres Sukoharjo mengingat pemilik indekos sudah sowan ke RS dan pemain Persis Solo jadi PKL jual kemeja di Kabupaten Batang.
Adapun di Boyolali, ada seorang warga yang terinspirasi membuat patung Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo setelah jargon 'Do Manute' akibat pandemi Corona menjadi ikon di mana-mana.
Sementara di Sukoharjo, dampak pandemi Corona Pemkab ingatkan pasangan subur memakai KB agar tidak ada ledakan penduduk.
Kemudian di Wonogiri, seorang ibu rumah tangga sembuh dari Corona yang disambut hangat Bupati Joko Sutopo.
• Di Balik Nenek Youtuber Mbah Minto Klaten, Tinggal Sendirian di Rumah, Andalkan Jasa Pijat & Kerokan
• Mbah Minto Pernah Dibayar Rp 20 Ribu, Kini Bayaran Syuting Nenek Youtuber Viral Klaten Itu Fantastis
• Imbas Corona, Kiper Persis Solo Sendri Johansyah Rela Jadi PKL Jualan Kemeja Demi Tambah Pemasukan
Terakhir di Klaten dua kabar heboh menyertai, di antaranya seorang pria Frans Larry Oktavianus (43) nekat menawarkan ginjalnya dan berjalan kaki ke Semarang untuk menemui Gubernur Ganjar Pranowo.
Serta dibalik viralnya Mbah Minto yang hidup sehari-hari dengan mengandalkan jasa pijat dan kerokan.
Berikut ini selengkapnya 7 berita populer di Solo Raya :
1. Buntut Pengusiran 3 Perawat Ditutup
Direktur RSUD Bung Karno, dr Wahyu Indianto menyampaikan permasalahan terkait dugaan pengusiran tiga perawat RSUD Bung Karno dari sebuah indekos daerah Grogol, Kabupaten Sukoharjo telah selesai.
Pemilik indekos yang diketahui seorang bidan juga telah bertemu perwakilan RSUD Bung Karno Kota Solo, Kamis (30/4/2020).
Ia juga telah menyampaikan permintaan maaf atas perlakuan terhadap ketiga perawat tersebut.
"Kamis sore, beliau ke RSUD Bung Karno minta maaf sama direksi dan perawatnya," tutur Wahyu kepada TribunSolo.com, Minggu (3/5/3020).
"Ia sudah minta maaf secara pribadi dan institusi dan sowan pak Rudy juga," imbuhnya membeberkan.
Selengkapnya : Soal Tiga Perawatnya Diusir dari Kos, RSUD Bung Karno Maafkan Pemilik, Direktur: Sudah Sowan
2. Pemain Persis Solo Jadi PKL Pakaian
Tak jelasnya kompetisi Liga II yang telah dihentikan sejak Maret lalu hinga kini, membuat pemain Persis Solo cukup gusar menghadapi ketidakpastian.
Keadaan pandemi yang sukar diprediksi kapan berakhir, menambah beban pemain yang sudah begitu rindu dengan olahraga kulit bundar.
Tak terkecuali dengan Kiper Persis Solo, Sendri Johansyah, pemain kelahiran Kabupaten Batang itu mengisi kosongnya kompetisi dengan cara lain yang tidak biasa.
Ya, Sendri kini berjualan kemeja di Alun alun Kabupaten Batang, layaknya pedagang kaki lima (PKL) pada umumnya.
Ia mengaku berdagang untuk menambah pundi-pundi pemasukan selama absen kompetisi Liga II ini.
Sendri mengaku berjualan kemeja sejak awal puasa Ramadhan.
"Benar, saya jualan kemeja sejak puasa bulan ini," ujar Sendri saat dihubungi TribunSolo.com Minggu (3/5/2020).
Selengkapnya : Imbas Corona, Kiper Persis Solo Sendri Johansyah Rela Jadi PKL Jualan Kemeja Demi Tambah Pemasukan
3. Wong Boyolali Terinspirasi Wali Kota Solo
Sosok Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo yang getol memerangi virus Corona melandasinya untuk berkarya membuat patung.
Bermodal tanah liat, ia telaten membentuk rupa sosok orang nomor satu di Kota Solo itu.
Adapun patung Rudy yang dibuatnya mengenakan pakaian berwarna hitam dengan semboyan andalannya 'Do Manuto'.
Dialah Dinar Sulistiyo, seorang buruh pabrik makanan di daerah Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali.
Ia mengaku membutuhkan waktu kurang lebih 3 sampai 4 minggu guna merampungkan patung itu.
Patung itu dikerjakannya di sela-sela kesibukannya sepulang bekerja sebagai seorang buruh pabrik.
"Awal mulanya, melihat kondisi sekarang, terutama saat pandemi sekarang ini, mulai banyak yang kesulitan, karyawan banyak yang dirumahkan," kata Dinar keapda TribunSolo.com, Sabtu (2/5/2020).
Selengkapnya : Terinspirasi Slogan "Do Manuto", Buruh Pabrik Boyolali Habiskan 4 Minggu Buat Patung Wali Kota Solo
4. Ledakan Pendudukan karena Corona
Masa pandemi corona ini membuat masyarakat banyak melakukan aktivitas mereka di dalam rumah.
Hal ini untuk menjalankan aturan stay at home maupun work from home, sekaligus untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Dengan program tersebut, membuat banyak pasangan usia subur memiliki waktu yang lebih panjang untuk bertemu.
Sehingga ada ancaman akan terjadi ledakan penduduk.
Berdasarkan hal tersebut, Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Bencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Sukoharjo tetap mengingatkan masyarakat untuk melakukan program Keluarga Berencana (KB)
Menurut kepala DPPKBP3A Sukoharjo Proboningsih Dwi Danarti, hingga saat ini belum ada data yang menunjukkan adanya peningkatan angka kehamilan.
"Saat ini kami belum menerima laporan yang menunjukan adanya kenaikan kehamilan di Sukoharjo, datanya masih normal," katanya saat dihubungi, Minggu (3/5/2020).
Selengkapnya : Antisipasi Ledakan Penduduk saat Pendemi Corona, Pemkab Sukoharjo Ingatkan Pasangan Subur Tetap KB
5. Ibu Rumah Tangga Sembuh dari Corona
Seorang ibu rumah tangga bernama Sukatin (54), warga Kecamatan Kismantoro, Kabupaten Wonogiri dinyatakan sembuh positif Covid-19.
Hal itu diungkapkan Ketua Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Wonogiri Joko Sutopo saat jumpa pers di Pendopo Rumah Dinas Bupati Wonogiri, Minggu (3/5/2020).
Dia dinyatakan sembuh setelah hasil uji Swab tesnya negatif Covid-19.
"Saya ucapkan selamat atas kesembuhan bu Sukatin ini," katanya.
Selengkapnya : BREAKING NEWS: Ibu Rumah Tangga Positif Covid-19 Asal Wonogiri Dinyatakan Sembuh
6. Keseharian Nenek Youtuber Mbah Minto
Nenek bernama Minto yang baru-baru ini viral karena aksinya melarang anaknya mudik terus menjadi perbincangan, terlebih aksinya di Youtube #gagalmudik akibat pandemi Corona mengundang gelak tawa.
Lantas siapakah perempuan 78 tahun akrab dipanggil Mbah Minto?
Ya, Mbah Minto merupakan warga Dukuh Selorejo RT 07 RW 17, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten.
Dibalik aksi parodi bahasa jawanya di channel Youtube milik Ucup Klaten tersebut ada kisah sedih yang dialami Mbah Minto.
Saat TribunSolo.com mengunjungi Mbah Minto, di depan rumah sederhananya tertulis 'Maaf, dilarang berjabat tangan, jaga jarak 2 meter, gunakan masker'.
Namun sayang Mbah Minto hanya bisa diwakilkan oleh saudaranya, karena menjaga jarak dengan orang asing disaat Corona.
Paimin (50) salah satu keponakan Mbah Minto menceritakan kondisi saudaranya yang kini tengah menjadi lanjut usia (lansia).
Dia tinggal di sebuah rumah sekitar ukuran 4x5 meter tanpa sekat, karena kamar tidurnya hingga dapur menyatu.
Selengkapnya : Di Balik Nenek Youtuber Mbah Minto Klaten, Tinggal Sendirian di Rumah, Andalkan Jasa Pijat & Kerokan
7. Jual Ginjal karena Dirumahkan
Seorang pria warga Dukuh Karangasem, Desa Ngering, Kecamatan Jogonalan, Klaten bernama Frans Larry Oktavianus (43) nekat melakukan aksi jalan kaki menuju Semarang menemui Gubenur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo.
Aksi tersebut diduga kuat dipicu lantaran dirinya dirumahkan dari pekerjaannya dampak pandemi corona.
Dia pamit keluarga hanya bermodalkan tas ransel dan masker, melakukan perjalanan sejak Sabtu (2/5/2020) lalu.
Diketahui, jarak Klaten sampai Semarang sekitar 120 Km.
Istri Frans, Santi (41) mengatakan, khawatir dengan aksi nekat suaminya tersebut.
"Sebenarnya tidak tahu suami saya melakukan hal ini, saya khawatir," ucap Santi, Minggu (3/5/2020).
Selengkapnya : Dirumahkan Terdampak Corona, Pria Klaten Pamit Keluarga: Jalan Kaki 120 Km ke Semarang Temui Ganjar
(*)