Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Solo KLB Corona

Saat Kota Lain Ramai-ramai Minta Pemudik Putar Balik, Bupati Wonogiri Ini Tegaskan Tetap Menerimanya

“Kami tidak ingin membuang energi dengan masalah boleh dan tidak boleh (mudik),” katanya saat konferensi pers di Pendopo Kantor Dinas Bupati Wonogiri.

Penulis: Agil Trisetiawan | Editor: Asep Abdullah Rowi
TribunSolo.com/Agil Tri
Bupati Wonogiri Joko Sutopo usai konferensi pers di Pendopo Kantor Dinas Bupati Wonogiri, Minggu (3/5/2020). 

 Laporan Wartwan TribunSolo.com, Agil Tri

TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI – Sejak diberlakukannya larangan mudik oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, sejumlah wilayah ramai-ramai menyeleksi setiap kendaraan yang masuk.

Bahkan, tidak sedikit para pemudik harus putar balik ke kota asal karena tidak diperbolehkan melintas saat melakukan perjalanan mudik.

Namun hal itu tidak diterapkan oleh Bupati Wonogiri, Joko Sutopo.

Pria yang akrab dipanggil Jekek itu tetap akan menerima pemudik yang tiba di Wonogiri.

Dua Pasien Positif Corona Sembuh, Bupati Wonogiri Jekek Ingatkan Hati-hati Bahayanya Tranmisi Lokal

Warga Wonogiri yang Dinyatakan Sembuh dari Corona: Dari Pemulung, Sopir Bus, Sampai Ibu Rumah Tangga

“Kami tidak ingin membuang energi dengan masalah boleh dan tidak boleh (mudik),” kata Joko saat konferensi pers di Pendopo Kantor Dinas Bupati Wonogiri, Minggu (3/5/2020).

“Tapi kami mencoba menyelenggerakan managerial pemerintahan ini sebaik-baiknya, untuk menyiapkan upaya antisipasi penyebaran Covid-19,” imbuhnya menekankan.

Jekek yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Wonogiri menjelaskan, mudik telah menjadi kultur masyarakat Wonogiri, karena sebanyak 28 persen atau sekitar 300 ribu orang di wilayahnya ebagai perantau (kaum boro).

Alasan Joko Sutopo Genggam Tangan Pasien Covid-19 yang Sembuh Asal Wonogiri: Ini Membangun Optimisme

Pemulung di Wonogiri Sembuh dari Corona, Begini Prosedur untuk Warga yang Ingin Beri Bantuan

Bahkan jika mereka tidak mudik, maka kepadatan penduduk di kota besar sangat tinggi, yang mana satu rumah bisa dipakai 3 KK.

“Saya pribadi berfikir, kalau itu tidak diurai, nanti seperti apa upaya pencegahannya,” ucapnya.

Selain itu, data statistik kasus Covid-19 di Kabupaten Wonogiri tidak begitu tinggi, dengan jumlah kumulatif kasus positif sebanyak 10 kasus.

Angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan Sukoharjo dengan 37 kasus.

“Covid-19 bisa disembuhkan, bisa cegah, dan bisa diantisipasi,” kata dia.

“Jadi sikap kami sama, pemudik yang masuk ke Wonogiri akan kami terima dan tidak akan kami tolak,” Jelasnya.

“Tapi tetap melakukan protokol kesehatan yang ada,” tambahnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved