Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Virus Corona

Tak Ada Kunjungan Wisatawan, Satwa di Taman Safari Bogor Ikut Puasa, Makan Dua Hari Sekali

Pengelola mengalami kesulitan dana untuk memberi makan satwa sebanyak 2.600 satwa dari 270 spesies.

Editor: Hanang Yuwono
Instagram/ @taman_safari
Suasana Taman Safari Indonesia, Bogor, sebelum pandemi corona. 

TRIBUNSOLO.COM, BOGOR - Dampak ditutupnya kunjungan wisatawan sejak virus Corona atau Covid-19 melanda dan terus meluas berimbas penyediaan makanan ternak di Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua, Kabupaten Bogor.

Pengelola mengalami kesulitan dana untuk memberi makan satwa sebanyak 2.600 satwa dari 270 spesies, mulai dari satwa terbesar Gajah Sumatera hingga marsupial terkecil Sugar Glider.

Satwa-satwa yang ada dipaksa untuk puasa.

Sering untuk Berbuka Puasa, Inilah Dampak Kesehatan Makan Gorengan saat Mengawali Buka Puasa

Humas Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua, Kabupaten Bogor, Yulius H. Suprihardo mangakui jika kondisi satwa saat ini berat sejak taman rekreasi itu sudah tidak ada pemasukan menyusul pandemi Covid-19.

"Jujur saja saat ini mengalami kesulitan. Tidak ada pemasukan dari pengunjung, sementara ada banyak satwa yang tetap harus kita rawat," ujarnya kepada TribunnewsBogor.com, Sabtu (2/5/2020).

Akibat ditutup, tentu tidak ada pendapatan bagi pengelola untuk menambah biaya perawatan dan memenuhi kebutuhan pakan satwa setiap harinya.

Pihak TSI Bogor selama ini hanya mengandalkan tabungan yang semakin hari semakin menipis.

Lapak Oprokan di Pasar Klithikan Notoharjo Ditutup, 400 Pedagang Tak Boleh Berjualan Sementara

Untuk menyiasatinya, jika biasanya pakan satwa karnivora di TSI Bogor menggunakan daging rusa import kini diganti daging ayam lokal saja, sementara untuk jadwal makan, digilir sehari makan sehari berpuasa.

Ia mengakui, kebutuhan satwa pemakan daging ini cukup berat mengingat jumlah mereka juga tidak sedikit.

Apalagi porsi makan golongan kucing besar yang banyak bisa mencapai 5 kilogram daging per ekor.

"Kalau mereka di alam liar kan juga begitu ya kalau tidak salah. Misal hari ini dapat buruan, lalu besoknya tidak dapat, mereka berpuasa," tutur Yulius.

Sedangkan untuk satwa herbivora atau pemakan tumbuhan, pengelola TSI melakukan penanaman berbagai jenis sayuran secara mandiri sebagai kebutuhan pangan para satwa.

Walau demikian, kata Yulius, para pengelola TSI Bogor tetap berkomitmen memberi pakan, merawat dan menjaga satwa-satwa koleksi yang pada dasarnya merupakan satwa yang dilindungi.

Drakor Reply 1988 Ramai Dibahas Lagi di Twitter, Intip Potret Terkini Pemeran Jin Joo Adik Sunwoo

Berdiri sebagai lembaga swasta yang mana segala pengeluaran ditanggung pesero, TSI Bogor diakui hanya bisa bertahan sesuai dengan kemampuan keuangan yang dikelola managemen.

Yulius khawatir jika pandemi berlangsung lama, banyak satwa yang akan terbengkalai pakannya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bogor
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved