Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Solo KLB Corona

Kisah Nelangsa Para Supeltas di Solo : Di Masa Pandemi Corona, Sehari Hanya Bawa Pulang Rp 2000

Kisah Nelangsa Para Supeltas di Solo : Di Masa Pandemi Corona, Sehari Hanya Bawa Pulang Rp 2000

Penulis: Ilham Oktafian | Editor: Aji Bramastra
TRIBUNSOLO.COM/CHRYSHNA PRADIPHA
Eko Budi Prasetyo Aji menjadi supeltas dadakan di kawasan UTP Sumber, Solo, Sabtu (3/2/2018) siang. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com,Ilham Oktafian

TRIBUNSOLO. COM, SOLO - Anjloknya pendapatan di masa pandemi Corona ikut dirasakan oleh seorang sukarelawan pembantu lalu lintas alias Supeltas di Solo bernama Sugiyarto.

Saat ditemui TribunSolo.com di sela penerimaan bantuan oleh Mazda Interplay Solo Raya (MISR) pada Minggu (17/5/2020) ia menyampaikan keluh kesahnya sejak musibah pandemi.

Jelang Lebaran, Jumlah Positif Corona Solo Kembali Melonjak, Pasien Terbaru 2 Bocah asal Joyotakan

BREAKING NEWS : 2 Anak Asal Joyotakan Solo Positif Corona, Diantaranya Usia 1 Tahun

Dikatakan olehnya, pendapatan yang ia dapat mengalami penurunan hingga 80%.

Bahkan sekali waktu, ia mengaku hanya mendapat Rp 2000 dalam sehari.

"Pendapatan kami turun drastis, bisa sampai 80%," kata Sugiyarto.

Dengan segala kesulitan, Sugiyarto tak patah arang, ia mencoba alih profesi lain menjadi seorang penjual jamu.

Berbekal informasi sederhana, ia membuat jamu,dari jahe hingga temulawak.

"Semenjak musibah ini teman teman mencoba usaha lain, Kalau saya bikin jamu," aku dia.

"Jamunya saya buat secara sendiri dari video youtube," kata dia.

Jamu hasil buatan Sugiyarto dijual dengan banderol Rp 15 Ribu hingga Rp 35 Ribu.

semua bahan dikatakan olehnya dibuat secara alami tanpa pengawet.

"Harganya paling murah Rp. 15.000 yang paling mahal Rp. 35.000," jelasnya.

Ditambahkan oleh Sugiyarto, jika seorang rekannya pernah mencoba dan merasakan perubahan semenjak minum ramuan yang ia buat.

Meski begitu, saat ini ia terkendala dalam urusan pemasaran karena saat ini jamu yang ia jual hanya dari teman ke teman.

"Alhamdulillah ada yang coba, temen saya yang tidak enak badan sembuh setelah minum jamu saya," ungkapnya.

"Mungkin terkendala pemasaran, karena sekarang hanya dari teman ke teman," pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved