Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Peringatan WHO: Waspada Sindrom Misterius pada Anak-anak, Mirip Kawasaki, Diduga Terkait Corona

WHO memperingatkan para dokter untuk tetap waspada terhadap kemunculan sindrom misterius pada anak-anak. Gejala yang timbul mirip penyakit Kawasaki.

Penulis: reporter | Editor: Tribun Network
Freepik
WHO memperingatkan para dokter untuk tetap waspada terhadap kemunculan sindrom misterius pada anak-anak. Gejala yang timbul mirip penyakit Kawasaki. 

Sementara hanya ada sedikit kasus virus corona pada anak-anak, WHO menyerukan adanya investigas soal sindrom inflamasi multisistem.

"Saya meminta semua dokter di seluruh dunia untuk bekerja dengan otoritas nasional Anda dan WHO untuk waspada dan lebih memahami sindrom ini pada anak-anak," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, Jumat (15/5/2020).

ILUSTRASI : Petugas medis Dinas Kesehatan Kota Bogor melakukan swab test Covid-19 di Pasar Bogor, Selasa (12/5/2020). Seorang pedagang dinyatakan positif Corona setelah mengikuti rapid test Covid-19 massal yang digelar Badan intelijen Negara (BIN) di Pasar Bogor kemarin.
ILUSTRASI : Petugas medis Dinas Kesehatan Kota Bogor melakukan swab test Covid-19 di Pasar Bogor, Selasa (12/5/2020). Seorang pedagang dinyatakan positif Corona setelah mengikuti rapid test Covid-19 massal yang digelar Badan intelijen Negara (BIN) di Pasar Bogor kemarin. (KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)

Sebuah rumah sakit di Bergamo Italia, melaporkan adanya peningkatan 30 kali lipat penyakit mirip dengan penyakit Kawasaki selama lima tahun terakhir.

Dari 10 pasien yang didiagnosa pada 18 Februari hingga 20 April, delapan orang dinyatakan postif untuk antibodi Covid-19.

Di Inggris, sekelompok anak pada bulan April juga mengalami sindrom inflamasi parah.

Satu anak bahkan meninggal dunia.

Kemungkinan kasus juga dilaporkan terjadi di Prancis dan Spanyol.

Di New York, 102 kasus pada anak-anak menunjukkan gejala sindrom peradangan.

Tiga anak di antaranya telah meninggal dunia.

Menurut laporan awal yang diterima WHO, sindrom tersebut dapat menyebabkan demam tinggi dan pembengkakan pada pembuluh darah.

Sindrom misterius ini diduga terkiat dengan Covid-19, namun belum ada konfirmasi lagi.

Sementara Kepala Unit Penyakit dan Zoonosis WHO Dr. Maria Van Kerkhove, pihaknya belum bisa memastikan lagi.

Lantaran beberapa anak yang menderita sindrom tersebut dinyatakan negatif Covif-19.

“Dan pada beberapa anak, mereka dinyatakan positif Covid-19 dan anak-anak lain tidak. Jadi kita tidak tahu apakah ini terkait dengan Covid-19," katanya, Jumat (15/5/2020), dikutip Tribunnews dari CNBC.

Direktur Eksekutif Program Kedaruratan WHO Dr.Mike Ryan mendesak adanya pemahaman sejauh mana hubungan sindrom peradangan dengan Covid-19.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved