Virus Corona
Update Terbaru Perkembangan Vaksin Corona: Kini Ada Lebih dari 110 Kandidat yang Dikembangkan
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, saat ini ada lebih dari 110 kandidat vaksin Covid-19 yang sedang dikembangkan di seluruh dunia.
"Selain itu, virus ini kita modifikasi secara genetik sehingga virus ini tidak dapat memperbanyak diri pada makhluk hidup baik hewan dan manusia," paparnya.
Indra menjelaskan vaksin adenovirus yang dikembangkan Oxford juga mampu membawa gen atau DNA dari organisme lain, dalam hal ini adalah gen spike protein virus corona SARS-CoV-2 yang merupakan target vaksin.
Selain itu, ChAdOx1 nCoV-2019 juga disebut aman sebagai pembawa vaksin.
• Kisah Nelangsa Para Supeltas di Solo : Di Masa Pandemi Corona, Sehari Hanya Bawa Pulang Rp 2000
Bagaimana ChAdOx1 nCoV-2019 dibuat?
Indra mengatakan, ketika pandemi corona mulai menyebar pertama kali di China, ada ilmuwan China yang mengupload sekuens dari SARS-CoV-2.
Dari situlah para ilmuwan meneliti bagian mana yang mengkode gen untuk memproduksi protein di dalam virus.

Dengan teknologi biologi molekuler modern, tim Oxford melakukan kloning pada gen tersebut kemudian disisipkan ke dalam adenovirus.
"Nah, sehingga kita sama sekali tidak melibatkan virus dari SARS-CoV-2 dalam proses pengembangan vaksin. Kita hanya melibatkan material genetik yang tersimpan di database, kemudian dengan teknologi DNA sintesis kita mensintesis gen yang mengkode spike protein tersebut," ungkap Indra.
"Kemudian gen tersebut dimasukkan ke dalam adenovirus. Dan adenovirus ini digunakan untuk memvaksinasi manusia," ungkap Indra.
• BREAKING NEWS : 2 Anak Asal Joyotakan Solo Positif Corona, Diantaranya Usia 1 Tahun
Dijelaskan Indra, ketika adenovirus menginfeksi manusia, adenovirus akan menginjeksikan material genetik yang dimilikinya termasuk spike protein yang sudah disisipkan ke adenovirus.
Dari sinilah, tubuh akan memproduksi protein spike gen.
Sehingga bisa dikatakan, tubuh kitalah yang sebenarnya memproduksi antigen terhadap SARS-CoV-2.
"Protein itu akan diproses sedemikian rupa oleh tubuh sehingga dihasilkan respons imun, sebagai contoh dihasilkan plasma B yang berfungsi sebagai antibodi yang pada akhirnya melindungi diri dair virus corona," jelas Indra.
Tujuan dari vaksin yang dibuat Oxford tidak hanya membuat antibodi, tapi juga sistem imun memori.
Jika tubuh memiliki sistem imun memori, yakni sistem imun yang dapat dipanggil kembali ketika suatu saat terjadi infeksi yang sama.
Sejauh ini Oxford sudah melakukan uji klinis untuk ChAdOx1 nCoV-2019.
Namun, hasilnya seperti apa belum diketahui.
(Kompas.com / Gloria Setyvani Putri )
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bagaimana Perkembangan Vaksin Virus Corona?",