Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Komentari soal New Normal, Amien Rais: Jangan Dipakai Lagi, Ini Bisa Ngelabuhi Kita Sendiri

Amien Rais memberikan tanggapannya terkait istilah 'New Normal' yang ia sebut sebagai misleading yang membuat salah arah.

Penulis: Noorchasanah Anastasia Wulandari | Editor: Reza Dwi Wijayanti
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional Amien Rais. 

TRIBUNSOLO.COM - Amien Rais memberikan tanggapannya terkait istilah 'New Normal'.

Menurutnya, terjadi kesalahpahaman mengenai istilah new normal atau normal baru yang sebenarnya dengan apa yang direncanakan oleh pemerintah Indonesia. 

"Ada para scientist yang mengingatkan istilah New Normal adalah misleading, salah arah dan sesungguhnya ada pengelabuhan," kata Amien.

"Mohon maaf ini kata mereka dan saya setuju," lanjutnya.

Kumpul Keluarga, Zaskia Sungkar Pakai Daster di Balik Baju Lebarannya, Akui Telanjur Nyaman

Fakta Dibalik Gadis Blitar Jadi Korban Rudapaksa Lima Orang Pria, Terungkap dari Rekaman Video

Naskah Pidato Selamat Idul Fitri dari Presiden Rusia Vladimir Putin : Idul Fitri Bukan Hanya Berdoa

Menurutnya, istilah tersebut seharusnya dipengaruhi dengan adanya norma atau standar lainnya.

Ia menyebut, tak ada norma yang berkaitan dengan istilah new normal ini.

"Dikatakan sesungguhnya itu bukan new normal, tapi itu we have to straight normal forever dan kita lanjutkan yang normal itu selamanya, karena apa yang normal itu biasanya ada standarnya, ada norma-norma, ada pola-pola yang reguler, dan tentu ada poin rujukan referensi, ini tak ada sama sekali," imbuhnya.

Amien pun mengimbau agar kata-kata new normal tak lagi dipakai.

Ia mengkhawatirkan hal tersebut akan bisa mengelabuhi dirinya sendiri.

"Karena itu, jangan dipakai lagi. Ini bisa ngelabuhi kita sendiri, termakan hasutan kita kemudian apapun dianggap normal," jelas Amien.

Pengumuman Wali Kota Solo : Balai Karantina Ditutup, Tapi KLB Corona Belum Dicabut

Beredar Video Yamaha Vixion Terbakar Setelah Tabrak Orang, Bagaimana Bisa? Ini Cerita Lengkapnya

Dalam Sehari Solo Ketambahan 4 Kasus Positif Corona, Rudy Pertimbangkan KLB Diperpanjang

Meski demikian, Amien paham maksud pemerintah dalam menerapkan new normal saat pandemi.

Ia mengartikan maksud pemerintah sebagai mekanisme kerja pegawai negeri saat masa darurat kesehatan akibat Covid-19.

"New normal setelah virus mereda yaitu pegawai negeri tetap pakai masker, tetap jaga jarak, ada waktunya di rumah, ada waktunya di kantor, dan sebagainya," pungkasnya.

Simak video lengkapnya di bawah ini:

New Normal Menurut Wali Kota Solo

Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo mengaku bingung dengan tatanan hidup normal yang baru atau the new normal yang sedang digaungkan pemerintah pusat.

"Saya itu bingung, masing-masing punya kebijakan, terus terang bingung," aku Rudy, Senin (18/5/2020).

Menurut Rudy, negara semestinya menyelamatkan dan menjaga bonus demografi yang dimiliki.

"Sebetulnya target negara mestinya menyelamatkan bonus demografi yang 45 tahun ke bawah, itu harus dijaga betul," kata dia.

 Siap-siap Pedagang, Pemkot Solo Bakal Rapid Test di Pasar dan Mall : Kalau Ada Yang Positif, Bubar!

 Dua Bulan Terkapar Corona, BTC Solo Kembali Berdenyut Jelang Lebaran, Ada yang Berburu Baju Pesanan

"Di luar negeri yang dijaga yang ini, makanya ketika saya membuat KLB yang diselamatkan dulu, ya, anak-anak sekolah, setelah itu WFH menjadi urutan kedua," imbuhnya membeberkan.

Pemerintah Kota (Pemkot) Solo tidak ingin gegabah memperbolehkan anak-anak kembali belajar di sekolah, apalagi pandemi Corona belum kelar.

"Anak-anak nanti belajar di rumah masih akan kita perpanjang, kita pertimbangkan itu," ujar Rudy.

"Saya tidak mau anak-anak masuk, tinggal ambil rapot kenaikan kelas terus kena virus, jadi mubazir yang saya lakukan beberapa bulan ini," tambahnya.

Rudy juga khawatir penerapan the new normal kurang optimal menekan dan memutus mata penularan Covid-19.

Apalagi, masyarakat berumur 45 tahun ke bawah diizinkan untuk beraktivitas maupun bekerja di luar rumah.

"Kasihan betul, masyarakat umur 45 tahun bergerak di lapangan dan kena semua, habis kita," kata Rudy.

 Tribunnews Bersama Cardinal Salurkan 3.000 Masker di Klaten, Bupati Sri Mulyani : Ini Ibadah Sosial

 Jelang Lebaran, Satlantas Polresta Solo Waspadai Lonjakan Pemudik, Jika Nekat Ini yang Akan Didapat

"Misal, sudah berkeluarga boleh kegiatan, dia tertular terus anaknya dan istrinya kena juga bagaimana," papar dia.

"Kalau 45 tahun ke bawah diselamatkan, 50 tahun ke atas meninggal, mereka yang meneruskan," imbuhnya.

Menurut Rudy, the new normal belum saatnya diterapkan di Kota Solo apalagi ada penambahan kasus pasien terkonfirmasi positif Covid-19.

"Kecenderungan di Kota Solo beberapa hari memang sudah tidak ada penamnahan, tetapi kini ada tambahan dari Joyotakan, kakeknya terpapar, kini 2 orang cucunya," ujar dia.

"Selesaikan pandemi ini dulu, kita fokus dulu Covid-19, itu selesaikan kalau perkembangan trennya menurun barulah the new normal dijalankan boleh," tandasnya.  (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved