Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Ribuan Anggota Taliban Dibebaskan, Tandatangani Perdamaian, Tapi Ada yang Berniat Bertempur Lagi

Ribuan anggota Taliban yang berlatih sebagai pelaku bom bunuh diri, pencuri, hingga anggota asal luar negeri dibebaskan dari penjara.

Editor: Asep Abdullah Rowi
Kompas.com
ILUSTRASI : Lokasi ledakan bom di kawasan diplomatik di Kota Kabul, Afganistan, Rabu pagi (31/5/2017) 

TRIBUNSOLO.COM - Ribuan anggota Taliban yang berlatih sebagai pelaku bom bunuh diri, pencuri, hingga anggota asal luar negeri dibebaskan dari penjara oleh pemerintah Afganistan.

Adapun pembebasan ribuan anggota Taliban tersebut, sebuah perjudian mahal untuk memastikan adanya perdamaian.

Kekhawatiran terasa, karena banyak di antara tahanan yang dibebaskan dari penjara mengaku siap kembali bertempur, melanjutkan "perang suci" mereka.

Salah satunya adalah Mohamed Daud, anggota Taliban yang dilepaskan dari penjara Bagram, sebelah utara Kabul, pada bulan lalu.

"Jika AS tak menarik diri, maka kami akan melanjutkan jihad kami. Karena mereka sudah membunuh banyak rakyat Afghanistan dalam operasinya," kata dia.

Korea Utara Ancam AS Agar Tak Ikut Campur Urusan Negara Lain Jika Ingin Pilpresnya Lancar

Kelompok Taliban Kuasai KPK, Ini Kata Guru Besar LIPI

Berpakaian tradisional shalwar kameez, Daud menerangkan bahwa dirinya tidak ingin ada satu pasukan asing yang menginjakkan kakinya.

Dilansir AFP Rabu (10/6/2020), setelah mengatakan itu, dia naik taksi ke desanya beserta uang 65 dollar AS (Rp 911.000) dari otoritas lokal.

Daud ditangkap oleh militer AS di kawasan barat laut, tepatnya Provinsi Faryab, sembilan tahun silam di mana dia dibawa ke Bagram.

Kabul mempercepat pembebasan 5.000 tahanan Taliban, sebagai iktikad baik, setelah kelompok itu juga menyerukan gencatan senjata saat Idul Fitri.

Mereka yang dilepaskan melingkupi anggota yang berlatih sebagai pelaku bom bunuh diri, pencuri, hingga anggota asal luar negeri.

Sebelum dilepaskan, para tahanan diwajibkan menandatangani kesepakatan tak akan bertempur lagi.

Meski komitmen itu kecil kemungkinan dipenuhi.

Seorang komandan kelompok pemberontak itu di Pakistan berujar, seharusnya "tak ada ambiguitas" mereka yang dibebaskan bakal ditempatkan lagi di garis depan.

"Jihad ini masih berlanjut. Kami akan meneruskannya hingga mencapai beberapa kesepakatan dengan pemerintahan di Kabul," kata dia.

Beberapa tawanan lain yang dibebaskan mengatakan, mereka masih marah kepada pasukan AS.

Serangan Drone AS Tewaskan Komandan Taliban Pakistan Paling Diburu, Maulana Fazlullah

Rayakan Idulfitri Bersana, Taliban dan Pasukan Afghanistan Diserang Bom Bunuh Diri ISIS

Namun, mereka tak akan melakukan serangan.

Basisnya adalah perjanjian yang dibuat dua pihak Februari lalu.

Mereka tak akan angkat senjata sepanjang kekuatan asing menarik diri tahun depan.

Perjanjian Whasington dengan Taliban

Konsesi kunci perjanjian Washington dengan Taliban yang dibuat saat negosiasi adalah perlunya memulai pembicaraan damai dengan pemerintah Afghanistan.

Sebagai balasanya, Kabul harus melepaskan 5.000 tahanan, sementara kelompok tersebut akan membebaskan 1.000 tentara yang mereka tawan.

Sumber internal pemerintahan mengungkapkan, sejak pertukaran dimulai, pemerintah sudah mengeluarkan 3.000 tahanan, sementara Taliban 750 pasukan keamanan.

Sebanyak 5.000 yang dilepaskan itu jelas akan menambah 10 persen kekuatan bertempur Taliban, yang sudha punya anggota 50.000 sampai 100.000.

Seorang pejabat keamanan lokal anonim mengatakan, AS tidak berkonsultasi dengan mereka ketika merampungkan perjanjian dengan pemberontak.

Masih Terborgol, Pria Afghanistan Tembak Mati Penculik dari Taliban dan Berhasil Meloloskan Diri

Presiden Afganistan Tawarkan Taliban Menjadi Kelompok Politik yang Sah Setelah 16 Tahun Perang

"Yang membuat kami khawatir adalah banyak di antara milisi yang dibebaskan merupakan otak kelompok itu," jelas sumber tersebut.

Sumber itu menambahkan, satu dari tahanan yang bebas dilaporkan sudah bergabung di medan perang, sementara satunya melakukan pembunuhan.

Kelompok yang sempat berkuasa pada 1996-2001 itu berkoar, perjanjian dengan AS adalah bukti mereka sudah mengalahkan negara itu.

Kesan itu didapat dari keterangan Wakil Pemimpin Taliban Sirajudin Haqqani, dalam pernyataan yang disiarkan pada pekan lalu.

"Politik dan negosiasi tidak boleh diartikan bahwa kami akan mengabaikan urusan jihad, dan memeprkuat serta mengembangkan militer kami," jelasnya.

AFP memberitakan, Taliban kini berada dalam posisi yang sangat menguntungkan.

Bahkan jika perundingan damai dengan Kabul mengalami jalan buntu.

Meski begitu, sejumlah kalangan masih berharap mereka bisa menggelar negosiasi damai, yang akan mengakhiri konflik berusia 19 tahun tersebut.

"Perundingan ini memberikan harapan akan gencatan senjata yang lebih panjang dari pendekatan sebelumnya," kata Andrew Watkins dari International Crisis Group. (Kompas.com)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Dibebaskan dari Penjara, Anggota Taliban Berniat Kembali Bertempur

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved